Postingan Populer

Rabu, 20 Oktober 2010

Dataran Tinggi Dieng : Surga yang Tergadaikan


Dieng Salah satu Tujuan Wisata Dataran Tinggi diJawa Tengah, yang sangat unik di Dieng adalah dataran tinggi yang curam dan terjal tetapi ditanami oleh berbagai macam tanaman dan sayuran. Sejak dahulu kawasan dataran tinggi dieng yang terletak di kabupaten Wonosobo ini dikenal sebagai pusat berbagai macam tanaman dan sayuran, selain itu suasana pagi Dieng terasa sangat sejuk dan kita tidak tahu kapan kabut turun yang membuat suasana menjadi lebih mistis.

Eksotika Pemandangan kawasan ini sudah tidak diragukan lagi, ada banyak objek Landscape yang dapat anda nikmati. Seperti Telaga Warna salah satu telaga yang paling banyak dikunjungi oleh wisatawan, disini kita bisa menikmati 3 macam telaga biru, hijau dan coklat. Walaupun masih banyak telaga yang lain seperti telaga Merdada, Sumurup dan Pengilon.

Selain objek wisata Telaga dan pemandangan, kita bisa menikmati objek Arsitektur Sejarah. Disini terdapat situs reruntuhan candi purbakala hindu yang konon dibangun bersamaan dengan zaman dengan dibangunnya Candi Borobudur, sekitar abad ke-8 Masehi, dulu merupakan pusat penyebaran agama Hindu pertama di Jawa Tengah. Para ahli arkeolog yakin komunitas hindu didataran tinggi dieng adalah awal lahirnya Dinasty Syailendra yang pada jamannya membangun candi yang monumental dalam sejarah. Selain reruntuhan candi kita juga menemukan reruntuhan sisa – sisa kerajaan masa lampau. Yang unik, candi-candi disekitar dieng ini dinamai tokoh-tokoh pewayangan Pandawa Lima. Ada empat kelompok candi yakni kelompok Candi Dwarawati dan Parikesit, kelompok Candi Dwarawati Timur, kelompok Candi Setyaki, Ontorejo, Petruk, Nala Gareng, dan Nakula-Sadewa, serta kelompok Candi Arjuna, Semar, Sembodro, Puntadewa, dan Srikandi.Kelompok bangunan candi dieng ini terletak pada ketinggian sekitar 2.400 meter di atas permukaan laut dan ditemukan pada sekitar tahun 1800.


Kawah didataran tinggi Dieng tergolong masih aktif, karena masih mengeluarkan belerang panas dan beberapa ada yang beracun. Jika anda tertarik untuk mengunjungi beberapa kawah yang terdapat di kawasan ini sebaiknya menanyakan kepada penduduk sekitar, kawah mana saja yang cukup aman dikunjungi. Salah satu kawah yang terkenal adalah kawah candradimuka, yang dinamai menurut cerita Gatot Kaca dilebur dikawah tersebut. Jalan untuk menuju tempat ini sangatlah menanjak dan jalan yang berliku sangat tajam.

Dataran Tinggi dieng hanya mempunyai satu akses masuk, yaitu dari wonosobo jika ingin kesini anda harus melewati daerah ini terlebih dahulu. Sedangkan jika anda dari arah Yogyakarta sebaiknya dari arah magelang dan terus ke wonosobo. Dan bersiaplah menikmati pesona alam Dieng yang Eksotik.
 



Surga Yang Tergadai

Bukit telanjang di Dieng, dengan plastik mulsa penutup bibit kentang. Air hujan mengikis lapisan tersubur dan menjadikannya lumpur yang membuat dangkal anak-anak Sungai Serayu.

Sampai dasawarsa 1980-an, Dataran Tinggi Dieng (Jawa Tengah) masih mempesona sekalipun pernah menebar petaka ketika ratusan warga tewas akibat menghirup semburan gas beracun Kawah Sinila pada 1979. Dieng (Di Hyang), kata cerita, adalah nirwana tempat bersemayam para dewa. Tapi sejak 1998 permadani hijau Dieng terkelupas, berganti ladang kentang. Surga menjulang dan menyentuh awan itu kini terbengkalai.

Ternyata Dieng telah mengalami kerusakan lingkungan yang kompleks, yakni mulai dari tanah longsor (erosi), ancaman kekurangan air bersih dan kekeringan pada suatu saat, kerusakan tanah karena menipisnya unsur hara serta permasalahan sampah. (doh)

Pertama, bahwa Dieng adalah dataran tinggi(dataran tinggi tertinggi kedua di dunia), maka kerawanan akan bencana longsor adalah ancaman. Rimbunnya pepohonan tanaman keras tahunan telah berubah menjadi kawasan sentra tanaman kentang. Dengan perubahan ini, maka jelas akan membuat terjadinya erosi tanah dan ancaman tanah longsor serta banjir menjadi sangat besar. Tanaman kentang adalah tanaman perdu yang berakar serabut, dimana sangat kecil kemampuannya menahan air dan tanah. Maka, pada suatu saat dataran tinggi ini akan semakin longsor karena tergerus air. Ancaman longsor telah menjadi kenyataan saat ini. Beberapa kawasan selalu longsor sewaktu hujan turun.

Kedua, dan dengan ketidakmampuan tanaman perdu (kentang) menahan air maka akan menjadikan kandungan air tanah juga semakin menipis. Jangan heran apabila pada suatu saat kawasan Dieng akan mengalami kekeringan dan kekurangan air bersih, sebab air hujan terbuang sia-sia serta berdampak banjir di daerah bawahnya.

Ketiga, penanaman kentang yang berbibit hibrida yang rakus unsur hara sehingga akan memacu penggunaan pupuk serta pestisida anorganik (kimia) yang semakin meningkat. Inilah penyebab kerusakan tanah. Unsur hara tanah semakin menipis. Maka jangan heran bila tiba saatnya kelak, daerah Dieng adalah daerah yang tandus.

Kemudian keempat adalah, bahwa Dieng sebagai objek wisata yang sudah menasional bahkan mendunia maka sudah pasti banyak wisatawan yang datang. Kedatangan wisatawan adalah harapan banyak pihak guna meningkatkan ekonomi, namun ini juga berdampak pada akan berakibat semakin besarnya sampah yang dihasilkan. Pengelolaan sampah (terutama sampah anorganik) seefektif mungkin harus dilakukan agar tidak menjadikan masalah baru dikemudian hari.

Semua itu adalah terjadi berkat aktivitas manusia. Jika kondisi ini dibiarkan terus menerus maka Dieng Plateau kerusakan lingkungan tersebut menjadi sangat parah. Upaya pemerintah Kabupaten Wonosobo dan Bajarnegara mengatasi masalah tersebut belum banyak membuahkan hasi. Perhatian dan kepedulian segenap komponen masyarakat menjadi penting guna mengatasi masalah yang (akan) menimpa kawasan wisata kebanggaan wong Jawa Tengah dan Indonesia tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar