Postingan Populer

Jumat, 24 Desember 2010

Indonesia Banyak Uang Tapi Tidur di Bank



JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Erwin Aksa mengatakan, investasi harusnya terus tumbuh dengan mengedepankan sektor riil.

Namun faktanya, Anggran Pendapatan Belanja Negara (APBN) dan APBD yang harusnya dipakai untuk pembiayaan sektor riil itu tidak banyak diserap dan lebih banyak disimpan di bank.

"Selain di APBN, dana itu juga di APBD namun yang dibelanjakan masih belum maksimal. Kita harapkan pemerintah, tak hanya pusat namun juga Pemda, untuk aktif membelanjakannya," kata Erwin pada diskusi "HIPMI Economic Outlook 2011" di Kantor Pusat HIPMI di Kuningan, Jakarta, Kamis (23/12/2010).

Menurut dia, penyerapan anggaran yang lambat ikut memperlambat pembangunan. Apalagi kalau anggaran itu untuk tujuan pembangunan infrastruktur terutama yang sangat diperlukan untuk menggerakkan perekonomian.

"Penyerapan anggaran harus baik dan pemerintah tidak tidur dalam penyelesaian solusi anggaran yang terlambat diserap," kata Erwin. Kendati demikian, Erwin mengatakan optimistis pertumbuhan ekonomi tahun depan akan cerah di atas 6 persen.

Kondisi ini akan dibarengi dengan daya beli masyarakat yang kian bagus. "Basis dari sektor pertanian juga ke depan perlu mendapat perhatian untuk menopang perekonomian," kata dia.

Penyerapan APBN 2010 yang lamban mendapat kritik dari sejumlah kalangan belakangan ini. Penyerapan yang justru jauh lebih rendah dari penyerapan anggaran tahun sebelumnya.

Per November 2010, realisasi belanja negara baru mencapai Rp 817,2 triliun atau 72,6 persen dari pagu APBN-P 2010 sebesar Rp 1.126,1 triliun.

Anggaran sekitar Rp 200 triliun yang belum diserap itu otomatis hingga saat ini berada di Bank Indonesia. "Kita banyak uang, tapi tidur di bank," kata Erwin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar