Postingan Populer

Selasa, 14 Juni 2011

Sosrowijayan, Kampung Turis Di Tengah Kota


Berjalan sekitar 200 meter dari Stasiun Tugu, anda akan menemukan kawasan Sosrowijayan yang ditandai oleh sebuah jalan kecil ke arah barat yang bernama sama. Menghubungkan Jalan Jogonegaran dan Jalan Malioboro, Sosrowijayan dibagi menjadi dua daerah, yaitu Sosrowijayan Wetan dan Sosrowijayan Kulon. Daerah Sosrowijayan Wetan-lah yang kemudian dikenal sebagai kampung turis kedua di Yogyakarta setelah Prawirotaman.
Begitu sampai di pertigaan jalan yang dinamai berdasarkan penguasanya dahulu ini (Sosrowijoyo), anda akan disambut oleh sapa ramah pengayuh becak. Biasanya, mereka menawarkan anda untuk mencari penginapan, berkeliling ke Malioboro, atau membeli bakpia Pathuk. Karena kampung turis, banyak pula guide yang jika diminta bersedia mengantar anda untuk menunjukkan penginapan sesuai keinginan anda. Mereka juga akan bercerita seputar tempat wisata di Yogyakarta dan kekhasannya.

Melangkah memasuki Sosrowijayan, anda akan melihat sebuah bangunan tua yang digunakan sebagai penginapan, yaitu Hotel Aziatic. Bangunan yang berdiri sejak jaman Belanda itu memiliki arsitektur khas Eropa. Bangunan itu memiliki tembok berwarna putih dan tiga pintu dengan beberapa pilar sebagai penyangga di bagian paling depan, sementara tulisan nama hotel digoreskan langsung pada tembok dengan cat warna hitam. Meski sepertinya tidak terpakai lagi, hotel ini pernah dijadikan lokasi syuting film 'Daun di Atas Bantal' yang pernah diputar di Cannes Film Festival.

Dua buah bookshop seperti di Prawirotaman akan ditemukan bila memasuki gang pertama. Sebagian besar buku yang dijual di bookshop tersebut adalah novel berbahasa Inggris dan sebagian kecil buku-buku berbahasa Indonesia. Di bookshop itu, anda bisa memilih buku dengan leluasa sekaligus melihat sekilas isinya karena tak ada buku yang disegel plastik. Meski buku bekas, kualitas fisik buku masih terjaga sehingga masih layak pula dijadikan koleksi. Soal harga sangat bervariasi, tetapi yang jelas lebih murah dibanding di toko



Hal lain yang ditawarkan kampung Sosrowijayan adalah kursus membatik yang ditawarkan oleh salah satu penginapan di gang kedua. Kini, tempat kursus itu tengah sepi sehingga anda bisa memanfaatkan untuk belajar membatik lebih intensif. Tak jauh dari penginapan itu juga terdapat studio batik yang dikelola oleh seorang warga Sosrowijayan. Jenis batik yang digarap di studio ini adalah batik lukis, seperti yang ditemukan di kampung Taman, sebelah Kompleks Istana Air Tamansari. Nilai lebih batik lukis adalah warnanya yang lebih bervariasi dan bercorak masa kini.

Sebagai kampung turis, tentu di Sosrowijayan juga terdapat penginapan. Lain dengan di Prawirotaman, penginapan di kampung ini lebih menyatu dengan penduduk karena kebanyakan terletak di gang. Tentu hal itu memberi kelebihan karena anda bisa berinteraksi dengan penduduk setempat. Namun, jika menginginkan penginapan yang lebih privat, anda bisa memilih hotel yang ada di pinggir Jalan Sosrowijayan. Tarif sewa penginapan di kampung terletak di sebelah selatan kawasan Pasar Kembang ini tak jauh berbeda dengan di Prawirotaman.

Saat sore, sambil bersantai setelah lelah mengelilingi Yogyakarta, anda bisa melihat kehidupan anak-anak Sosrowijayan. Biasanya, beberapa anak perempuan bermain lompat tali atau dolanan bocah lainnya sementara anak laki-laki sekedar bercakap di salah satu rumah. Sementara remaja kampung ini banyak yang duduk santai sambil bermain gitar sambil menyanyikan lagu-lagu hits. Remaja yang juga tergabung dalam Komunitas Seni Malioboro itu kadang berpentas ketika ada acara tertentu, misalnya Ulang Tahun Yogyakarta.

Layanan jasa wisata juga dengan mudah ditemui di Sosrowijayan. Di pinggir jalan banyak terdapat money changer, warnet dan wartel, persewaan sepeda motor dan mobil, agen travel, dan sebagainya. Bila lapar, anda bisa mendatangi warung yang dibuka warga kampung ini. Di ujung gang pertama misalnya, terdapat sebuah warung yang meski sederhana banyak dimanfaatkan turis asing untuk mengisi perut. Masakannya berupa macam-masam oseng, mie goreng, dan lauk pauk yang lezat. Beberapa resto juga menyediakan jenis masakan seperti steak dengan harga miring.

Menginjak malam, Sosrowijayan semakin marak. Banyak anak muda berkumpul di tepi jalan sementara beberapa cafe menyediakan live music sebagai alternatif hiburan. Berpadu dengan suasana Malioboro, Sosrowijayan menjadi hidup. Sebuah warung kecil bertenda oranye yang biasa disebut warga sebagai angkringan menjadi tempat bercengkerama yang asyik. Sambil bercakap, anda bisa menikmati teh panas dengan wangi melati, wedang jahe, hingga sate usus yang lezat.


sumber : liburan.info

1 komentar: