Untuk menyambut hari jadi kota Jakarta yang ke-484, maka kedepannya saya mencoba untuk memposting segala hal tentang kebudayaan betawi yang rasanya sudah jarang ditemui di tanah lahirnya sendiri. Ide ini muncul saat saya melihat tayangan di sebuah stasiun televisi yang mengulas tentang beberapa kebudayaan betawi yang bisa dikatakan hampir dilupakan. So, saya buka tentang kuliner dulu ya, ada Bir Pletok, Gabus Pucung dan Selendang Mayang...cekidot...
Bir Pletok
Yap, namanya Bir Pletok, tapi jangan terkecoh dulu dari namanya yang memakai kata 'Bir'. Bir ini tidak seperti bir pada umumnya. No alcohol contained in it! Dan bahan dasarnya juga sangat berbeda dengan bir konvensional.
Asal muasal minuman ini konon sejak Belanda masih berdiam di Nusantara. Orang-orang Belanda kala itu gemar sekali mengkonsumsi bir, sama seperti orang-orang eropa lainnya. Dan karena masyarakat Betawi mayoritas memeluk agama Islam yang melarang penggunaan alkohol, di situlah kreativitas kuliner ala Betawi dimulai. Untuk menyaingi hangatnya bir dengan kandungan alkohol, masyarakat Betawi menciptakan bir yang dibuat dari rempah-rempah yaitu jahe, daun pandan, dan serai.
Dinamai Pletok karena sewaktu itu mengkonsumsi Bir Pletok terasa lebih segar jika menggunakan Es Batu dan ditaruh di gelas yang terbuat dari bambu, jadi jika dikocok atau digoyang akan mengeluarkan bunyi 'Pletak-Pletok'. Pembuat bir pletok cuma ada beberapa di Jakarta. Dan mereka berusaha membudidayakan minuman ini agar orang-orang tidak melupakan minuman yang segar berkhasiat ini.
Gabus Pucung
Bagi orang awam mungkin makanan ini sangat asing di telinga, karena memang Gabus Pucung sendiri sudah sulit untuk ditemui saat ini. Mendengar namanya dan bentuknya mungkin akan terlihat aneh, padahal dulunya masakan ini menjadi salah satu dalam tradisi masyarakat Betawi yang bernama Nyorog, yakni tradisi menghantarkan makanan oelh anak kepada orangtua atau menantu terhadap mertua pada saat bulan puasa dan lebaran.
Gaubus Pucung menggunakan ikan gabus sebagai bahan dasarnya. Lalu, ikan gabus dimasukan ke dalam air yang telah diberi bumbu seperti cabai, bawang merah, serai, jahe dan juga pucung(kluwek). Hasilnya jangan diragukan lagi, paduan rasa gurih, asin, segar siap memanjakan lidah anda.
Jika dilihat sekilas, masakan ini bisa dibilang tidak begitu mengundang selera makan. Pasalnya, pucung yang dicampur ke dalam hidangan ini memberi warna butek kehitaman, sehingga tidak menarik untuk dilihat. Tetapi sekali lagi jangan pernah tertipu dengan tampilannya, pasalnya jika anda sudah mencicipi masakan ini, pasti anda akan ketagihan untuk mencobanya lagi.
Selendang Mayang
Kue Selendang Mayang memang bagi yang awam merasa aneh dengan namanya tapi tidak seaneh rasanya jika kita mencicipi makanan ini sangat menyegarkan bila dicampur dengan es batu saat memakannya.
Kue selendang mayang ini terbuat dari bahan adonan kue, dan disajikan seperti kue Pepe yang berwarna-warni meyerupai selendang. Makanan yang telah terpotong-potong kemudian dicampur dengan kucuran sirop, gula jawa, santan dan ditambah dengan es batu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar