Postingan Populer

Rabu, 22 Juni 2011

Lenong, Bertahan Namun Terlupakan


Masih dalam suasana dirgahayu kota Jakarta yang ke-484, saya ingin memposting mengenai kesenian Lenong Betawi. Kesenian ini mampu bertahan dari zaman Belanda hingga kini, meskipun pada saat ini sulit sekali untuk bisa melihat pertunjukan kesenian yang mempunyai banyak makna perjuangan ini. Dikutip dari berbagai sumber dan sedikit editan tapi tidak mengubah esensi. So, mari ikuti :)

Lenong adalah seni pertunjukan teater tradisional masyarakat Betawi. Lenong berasal dari nama salah seorang Saudagar China yang bernama Lien Ong, konon, dahulu Lien Ong lah yang sering memanggil dan menggelar pertunjukan teater yang kini disebut Lenong untuk menghibur masyarakat dan khususnya dirinya beserta keluarganya. (folklore)

Lenong sebagai tontonan, sudah dikenal sejak 1920-an. Almarhum Firman Muntaco, seniman Betawi terkenal, menyebutnya kelanjutan dari proses teaterisasi dan perkembangan musik Gambang Kromong. Jadi, Lenong adalah alunan Gambang Kromong yang ditambah unsur bodoran alias lawakan tanpa plot cerita.

Kemudian berkembang menjadi lakon-lakon berisi banyolan pendek, yang dirangkai dalam cerita tak berhubungan. Lantas menjadi pertunjukan semalam suntuk, dengan lakon panjang utuh, yang dipertunjukkan lewat ngamen keliling kampung. Selepas zaman penjajahan Belanda, lenong naik pangkat, karena mulai dipertunjukkan di panggung hajatan. Baru di awal kemerdekaan, teater rakyat ini murni menjadi tontonan panggung.


Saat itu, dekornya masih sangat sederhana, berupa layar sekitar 3×5 meter bergambar gunung, sawah, hutan belantara dengan pepohonan besar, rumah-rumah kampung, laut dan perahu nelayan serta balairung istana dengan tiang-tiangnya yang besar. Alat penerangannya pun tradisional, berupa colen, obor tiga sumbu yang keluar dari ceret kaleng berisi minyak tanah. Sebelum meningkat jadi petromaks.

Walaupun terus menyesuaikan diri dengan maunya zaman, untuk terus survive, lenong harus berjuang keras. Dan ini tak mudah. Tahun 60′-an, masih dengan mengandalkan durasi pertunjukan semalam suntuk dan konsep dramaturgi sangat sederhana, lenong mulai kedodoran. “Rasanya, kami seperti berada di pinggir jurang,” cetus S.M Ardan, sastrawan dan sineas Betawi yang kini aktif di Pusat Perfilman Usmar Ismail, Kuningan, Jakarta.

Itu sebabnya, tahun 70-an, bersama para dedengkot Taman Ismail Marzuki (TIM), seperti Sumantri Sostrosuwondo dan Daduk Jayakusumah (keduanya almarhum), Ardan dan Ali Shahab (beken lewat “Jin Tomang”) bertekad menggaet lenong ke tempat terhormat, lewat revitalisasi lenong. Intinya, memberi kesempatan manggung sebanyak-banyaknya buat para seniman kocak itu. “Agar nama mereka ikut terangkat,” terang Ardan lagi.

Di TIM, durasi lenong yang semalam suntuk disunat jadi tiga jam saja. Selain itu, dramaturgi sederhana ikut diperkenalkan kepada pemain. “Kami mulai mengajarkan dialog, artikulasi, frasa, nuansa dan bloking sebagai bagian dari dinamika pementasan,” cerita Ali Shahab. Sebagai art director, dia juga memperkenalkan tata panggung yang lebih realistis. Mulai pemakaian make-up untuk menggantikan cemongan dan bedak, pemasangan hair creppe buat kumis dan jenggot, hingga special effect untuk darah dan luka.

Selama beberapa tahun, lenong ngetrend di TIM dan tempat-tempat pertunjukan lainnya. Anak lenong seperti Bokir, Nasir, Anen, Nirin, M.Toha, Bu Siti, Naserin ikutan beken. Kehidupan mereka pun terangkat lewat tawaran iklan, penampilan di TVRI, bahkan main film layar lebar.

Dibedakan Pakaian

Tapi, jangan salah, lenong sendiri banyak macamnya, Cing. Drama rakyat yang populer di TIM dan TVRI, dengan lakon bertemakan cerita sehari-hari seperti rakyat yang tergencet pajak tuan tanah, disebut Lenong Preman. Alasannya gampang, karena pakaian para pemainnya tidak ditentukan sang sutradara. Jadi, boleh pakai baju sesuka hati, asal tak melenceng dari peran.

Di ujung cerita, biasanya muncul jagoan dari kalangan santri (pendekar taat beribadah) yang bertindak sebagai pembela rakyat. Ali Shahab menyebut para jawara itu berkarakter Robin Hood, merampok orang kaya guna menolong si miskin. Nah, karena penonjolan peran jagoan-jagoan itulah, Lenong Preman dinamai juga Lenong Jago.


Jika ada pemain berpakaian preman, mestinya ada juga yang berbaju resmi. Orang Betawi menyebutnya pakaian denes (dinas, red). Sayang, perkembangan Lenong Denes tak seharum rekan-rekannya di kelompok Preman. Barangkali, karena butuh modal besar untuk tampil di panggung. Maklum, pemainnya harus pakai seragam sesuai tuntutan cerita, yang sebagian besar bertutur tentang kisah-kisah 1001 malam.

Pada dasarnya, Lenong Preman dan Denes memang cuma dibedakan dari pakaian yang dikenakan. Karena pakem-pakem lainnya tetap seragam. Seperti aturan bahwa pemain harus masuk dari sisi kanan panggung dan keluar dari sisi kiri. Serta pakem terpenting yang tak bisa ditawar-tawar, musik pengiring gambang kromong. “Di luar itu, ya bukan lenong,” tegas Ardan.

Gambang kromong sendiri mirip perlengkapan band, terdiri atas berbagai instrumen. Berturut-turut gambang (alat musik dengan banyak sumber suara, terdiri dari 18 buah bilah terbuat dari kayu. Dikenal juga dalam tradisi Jawa dan Sunda), teh yan (semacam rebab berukuran kecil, berasal dari Cina), kong an yan (rebab berukuran sedang, juga berasal dari Cina), shu kong (rebab berukuran besar dari Cina), ning-nong (mirip gamelen Jawa dan Sunda, terbuat dari perunggu).

Selain itu, masih ada kemong (sejenis gong kecil, mirip gamelan Jawa atau Sunda), kromong (gamelan yang dapat menghasilkan 10 sumber suara), kecrek (bilah perunggu yang diberi landasan kayu untuk dipukul-pukul, sehingga berbunyi crek,crek), serta kendang (tambur dengan dua permukaan, berasal dari Jawa, Sunda atau Bali).

Toh, Ardan bisa mentoleransi daerah tertentu, terutama pinggiran Jakarta (perbatasan dengan Bekasi dan Bogor), yang memang tidak memiliki tradisi gambang kromong. Melihat sejarahnya, gambang kromong konon berasal dan berkembang di Betawi Tengah, seperti kawasan Tanah Abang, Senen, Salemba, Jatinegara dan sekitarnya.

Di pinggir Jakarta, “Mereka tetap mempertahankan pakem asli lenong, kecuali musik pengiringnya yang diganti tanjidor,” jelas Ardan. Kok tanjidor? “Karena musik jenis itulah yang berkembang pesat dan menjadi jati diri masyarakat Betawi pinggir,” tegas Ardan. Buat gampangnya, lenong jenis ini kemudian dinamai jinong, kependekan dari tanjidor dan lenong.
Jenis lenong

Terdapat dua jenis lenong yaitu lenong denes dan lenong preman. Dalam lenong denes (dari kata denes dalam dialek Betawi yang berarti “dinas” atau “resmi”), aktor dan aktrisnya umumnya mengenakan busana formal dan kisahnya ber-seting kerajaan atau lingkungan kaum bangsawan, sedangkan dalam lenong preman busana yang dikenakan tidak ditentukan oleh sutradara dan umumnya berkisah tentang kehidupan sehari-hari. Selain itu, kedua jenis lenong ini juga dibedakan dari bahasa yang digunakan; lenong denes umumnya menggunakan bahasa yang halus (bahasa Melayu tinggi), sedangkan lenong preman menggunakan bahasa percakapan sehari-hari.

Kisah yang dilakonkan dalam lenong preman misalnya adalah kisah rakyat yang ditindas oleh tuan tanah dengan pemungutan pajak dan munculnya tokoh pendekar taat beribadah yang membela rakyat dan melawan si tuan tanah jahat. Sementara itu, contoh kisah lenong denes adalah kisah-kisah 1001 malam.

Pada perkembangannya, lenong preman lebih populer dan berkembang dibandingkan lenong dene (wikipidia)

Nebeng Tapi Diterima

Gencarnya “kampanye lenong” di TIM dan TVRI, bukan hanya membawa dampak positif buat mata pencaharian pelakonnya. Tapi juga menyebarkan pengaruh, orang Betawi menyebutnya sebagai “hikmah budaya”, yakni merasuknya dialek Betawi ke seluruh nusantara. Memang, “hasil finalnya” tak seperti bahasa Betawi baku yang sering terdengar di pemukiman.

Tapi berkembang lagi menjadi “bahasa metro”, karena sudah bercampur dengan idiom-idiom bahasa Indonesia dan daerah tertentu. Toh, Bokir, Nasir, Bu Siti atau Mandra bisa dibilang sukses mensosialisasikan dialek ‘kampung” itu, bahkan “mengangkatnya” menjadi bahasa pergaulan remaja.



Pengaruh lain, berdirinya teater-teater pop yang ke-Betawi-Betawian. Seperti Teater Mama (Mat Solar) dan Teater Mira (Nazar Amir) di tahun 80-an, maupun yang muncul dan ngetop di era 90-an, Lenong Rumpi dan Lenong Bocah. Produk-produk yang nebeng kepopuleran lenong ini terbukti bisa diterima masyarakat, meski masa kejayaannya terbatas.

“Kalau sementara pihak menanyakan kenapa Lenong Rumpi tidak seperti lenong tradisional, ya karena Rumpi adalah lenong modern yang lebih berorientasi pada produk hiburan, istilah kerennya product show-biz,” bela Harry De Fretes, juragan Lenong Rumpi, saat grupnya mulai menduduki rating tinggi di RCTI, sekitar tahun 1991.

Maklum, saat itu ia diserang habis-habisan, karena dianggap “melecehkan” dunia perlenongan. “Apakah dengan berpikir bisnis, konvensi lenong kemudian ditinggalkan? Seperti musik pengiringnya yang harus gambang kromong, serta pemain masuk dari pintu kiri dan keluar dari pintu kanan. Perubahan boleh-boleh saja, tapi harus tetap berakar pada nilai-nilai tradisi,” kritik Firman Muntaco dalam sebuah seminar di kampus Universitas Indonesia, 1991.

Sampai kini, kontroversi masih berlanjut. Sayangnya, sang teater rakyat malah terus tenggelam. Frekwensi pemunculannya di televisi mulai jauh berkurang, sementara panggung hajatan mulai enggan mengundang, barangkali karena nama lenong sudah kelewat besar buat menghibur acara kawinan. “Pamornya memang sedang meredup,” terawang S.M Ardan.

Lenong Preman masih mendingan, karena terkadang masih ada jadwal mentas di Anjungan DKI TMII. Tapi Lenong Denes? Pertunjukannya makin langka, seiring berkurangnya minat para “penanggap”. Tak heran jika pemain lenong muda merasa asing dengan konsep Denes ini. Di sisi lain, pemain yang dulu menggerakkan Lenong Denes, satu persatu dimakan usia, tanpa sempat menyiapkan pengganti.

Ulang Tahun Jakarta, Juni 2001 ini mestinya jadi momen yang pas untuk kembali memikirkan kelanjutan hidup teater rakyat yang tengah redup. Mengulang langkah revitalisasi boleh-boleh saja. Tapi sebagai pelakon, M. Toha, Bokir atau Nasir, ternyata punya pikiran jauh lebih ke depan.

“Dari dulu, katenye DKI (pemda, Red) mo bikin gedong tempat seniman-seniman Betawi maen. Tapi sampe sekarang, cuma janji doang,” koor mereka senada. Padahal, seperti dibilang Ridwan Saidi, lenong adalah tontonan sarat muatan moral. Bahwa si jahat, sampai kapan dan sekuat apapun, harus takluk pada kebenaran. Namun, tetap disampaikan dengan canda, hingga tak membuat merah telinga.


sumber : 1. www.budaya-indonesia.org/iaci/Lenong
2. gambang.wordpress.com/2008/02/28/lenong-betawi/

Read More......

Kesenian Betawi: Samrah


Sebelumnya saya memposting soal Tanjidor, dan kali ini Betawi juga memiliki kesenian Samrah. Samrah, juga merupakan jenis kesenian Betawi yang lengkap. Artinya, dalam samrah tergabung beberapa jenis kesenian, yaitu musik, pantun, tari dan lakon. Istilah samrah mungkin berasal dari bahasa Arab, Samarokh yang berarti kumpul bersantai. Penamaan ini sesuai dengan kenyataan pada waktu lampau. Samrah dipertunjukkan pada saat-saat orang berkumpul setelah acara Maulid dan ´malam angkat´ dalam rangkaian upacara pernikahan menurut tradisi Betawi. Samrah sering ditampilkan tanpa menggunakan panggung.

Pertunjukan musik dan tari samrah lazim dilanjutkan dengan membawakan cerita. Kalau pertunjukan musik dan tari diselenggarakan tanpa panggung, teaternya pun dengan sendirinya diselenggarakan tanpa panggung, yakni hanya dengan pentas berbentuk arena sesuai dengan keadaan tempat. Cerita yang biasa dibawakan teater samrah sama dengan yang biasa dibawakan dengan dermuluk dengan cerita sahibulhikayat.

Konon, sebelum perang dunia kedua. tonil samrah hanya boleh dimainkan oleh kaum pria, baik penari maupun peran wanitanya. Sebab, masyarakat Betawi Tengahan termasuk kelompok penganut agama Islam yang taat, sehingga pemain wanita dianggap haram baginya.

Pada masa lalu, penyampaian tonis samrah ini terdiri dari beberapa bagian, seperti tarian dan nyanyian. Lawak dan lakon cerita yang dibawakan dalam bentuk pantun yang dinyanyikan.

Musik Samrah sebenarnya sudah ada dan berkembang sejak awal 1920 di daerah Tanahabang, Jakarta Pusat. Dalam pertunjukannya, sekitar 10 orang menggunakan beberapa alat musik suling, arkordion, biola, gendang, tamborin, serta bas betot. Namun dengan berjalannya waktu, alat musik keybord juga dipadukan. Ditambah penyanyi dan penari yang memgunakan kostum khas Betawi.

Kesenian ini bermula dari perpaduan aliran musik Arab, India, dan Melayu. Bisa dikatakan Samrah musik kaum ekonomi menengah sehingga peminatnya pun bisa dikatakan sedikit.

Read More......

Asal-Usul: Tanjidor


Berikutnya saya akan memposting mengenai kesenian musik Tanjidor. Pada umumnya alat-alat musik pada orkes Tanjidor terdiri dari alat musik tiup seperti piston (cornet a piston), trombon, tenor, klarinet, bas, dilengkapi dengan alat musik pukul membran yang biasa disebut tambur atau genderang.

Terus terang saya akui alunan musik Tanjidor itu sangat unik, oleh karena itu saya cukup menikmatinya bila musik ini dimainkan. Dan berikut ini asal-usul Tanjidor yang saya kutip dari Media Indonesia dengan sedikit pengeditan.

Menurut cerita, aliran musik Tanjidor dulu dibawakan para budak Belanda. Versi lain mengatakan bahwa tanjidor adalah perkawinan atau asimilasi budaya antara Betawi dan China peranakan

Simpang siur memang, oleh karena itu sejarah meluruskannya. Adalah Portugis yang sesungguhnya mengenal orkes serupa tanjidor. Tujuh abad lalu, bangsa tersebut singgah ke Batavia. Sebenarnya bukan tanjidor namanya. Tetapi tanger, yang dalam bahasa Portugis berarti bermain alat musik, sedangkan pemainnya punya nama tangedor. Ada lagi tangedores, sebuah istilah yang muncul untuk musisi dengan alat musik berbahan kuningan. Mereka sering muncul dalam pawai militer dan pawai agama di Portugal.



Sejarawan Belanda Dr F De Haan berpendapat kesenian tersebut memang dimulai dari orkes para budak. Seperti halnya musik blues di amerika yang dibawakan oleh para budak-budak kulit hitam. Bedanya di Betawi, orkes ini masih bersisa sampai sekarang. Entah dipakai sebagai musik pengantar pengantin. Kalau beruntung masih bertemu tanjidor bermain di sejumlah gang sempit Ibu Kota.


Yang pasti, orkes ini mudah dinikmati di suatu tempat yang akan dihadiri banyak masyarakat Betawi. Lazimnya sebuah orkestra. Ketika itu lagu berbau Belanda dan lagu gambang kromong banyak dipesan. Sebut saja judul-judul berikut, Jali-jali, Surilang, Cente Manis, Kicir-kicir, dan Sirih Kuning.

Kalau dirunut penyebarannya, tanjidor banyak berkembang di pinggiran Ibu Kota. Tempat di mana dulunya terdapat banyak perkebunan dan vila. Mulai dari Depok, Cibinong, Citeureup, Cilengsi, Jonggol, Parung, Bogor, Bekasi, dan Tengerang. Kesenian ini menjadi imitasi serupa dari polah etnik Betawi yang jenaka, sederhana, dan meriah.


Di tempat lain, seperti Kalimantan Selatan, tanjidor pernah ada, tetapi sekarang punah. Sebagian kecil bertahan sebagai kesenian di Kalimantan Barat.


Read More......

Permainan Anak Betawi Yang Semakin Terlupakan



Sekarang saya mencoba untuk sedikit bernostalgia tentang permainan-permainan anak betawi yang saat ini sangat sulit dijumpai. Mungkin bagi mereka yang berumur 15 tahun keatas dahulunya masih sering atau mungkin hampir setiap hari memainkan permainan-permainan ini. Beberapa diantaranya seperti yang saya kutip dari situs asli Bang Fauzi Bowo dan dari Blog Permata Nusantara.

1. Deng-Ndengan
Dimainkan oleh laki-laki atau perempuan, usia 11 tahun ke bawah. Tiga anak berpegangan tangan sambil direntangkan. Kemudian mereka berjalan berbarengan sambil bernyanyi:

Deng-ndengan, sirih tampi berduri-duri
Mandi kembang, kembang melati
Bok breoook… !
Ketika menyanyikan kata terakhir “bok breoook”, anak-anak itu berjongkok serempak. Dan begitu seterusnya berulang-ulang.

2. Wak-wak Gung
Dimainkan oleh anak perempuan dan laki-laki. Dua anak berdiri berpenggangan tangan membuat lorong. Anak-anak yang lain berjalan berputar membentuk barisan seperti ular, kemudian memasuki lorong satu persatu. Giliran anak yang terakhir, anak itu di kurung di dalam lorong. Dan begitu seterusnya, sambil mereka bernyanyi-nyanyi:

Wak-wak Gung, nasinye nasi jagung,
Lalapnye lalap utan,
Sarang gaok di pu’un jagung, gang-ging-gung!
Pit-alaipit, kuda lari kejepit… sipit!


Disambung dengan nyanyian lain:

Tamtam buku, seleret daon delime,
Pate lembing, pate paku, tarik belimbing, tangkep Satu
Kosong-kosong-kosong! Isi-isi-isi….!


3. Ciblak-ciblak Uang
Seorang anak membungkukkan Anak-anak lain menaruh tangannya yang dikepalkan di pungung anak tadi. Di dalam genggaman salah seorang anak ada sebuah batu kecil. Anak yang membungkukkan badan itulah yang harus menebak, anak mana yang memengang batu. Sambil bermain mereka bernyanyi:

Ciblak-ciblak uangnye manggulenteng,
Ambu tata, ambu titi, ketulung bung-bung,
Bok Eran, Bok Eran, si anu mau kawin,
Potong kerbo pendek, potong kerbo tinggi,
Gamelan jegar-jegur.
Ta-em-em, ta-em-em
Kereta-keritu, siape yang pegang batu?
Di depan pintu dipunggut mantu.


Kalau tebakannya tepat, maka anak yang memegang batu harus ganti membungkuk.

4. Ci-ci Puteri
Tangan terkepal, jempol diacungkan ke atas. Lalu tangan-tangan itu disusun saling tindih. Tangan yang di atas memegang jembol tangan yang di bawah, sambil bernyanyi:

Ci-ci puteri, tembako lime kati
Mak None, Mak None, si Siti mau kembang ape?
Siti menjawab: Mau kembang duren!
Pulang-pulang babenye keren!


Kalau Siti bilang kembang terompet, maka anak-anak yang lain akan berseru,”Pulang-pulang babenye ngepet!” Jadi harus ada persamaan bunyi pada suku kata terakhir.

5. Aneka Macam Main Petak
Main petak ada bermacam-macam. Permainan ini dulu sangat populer, yang penting lawan harus dikenai. Kena dalam arti ”terlihat” atau betul-betul tersentuh.Ada lima macam main petak, di antaranya:

1. Petak Torti
Ada nyanyiannya yang khas: Torti! Sambel godok ayam puti, cewek montok bau terasi
2. Petak Umpet
3. Petak inggo
Inggo artinya titik awal atau pos. Anak-anak yang dikejar akan terbebas dari kejaran kalau mereka sudah tiba di titik inggo.
4. Petak Jongkok
Anak-anak yang dikejar akan terbebas dari kejaran, kalau mereka segera berjongkok.

7. Bentengan

Nah ini dia salah satu permainan legendaris yang dulu menjadi primadona anak-anak. Siapa yang tidak tahu permainan 'Bentengan'. Bentengan, adalah permainan yang dimainkan oleh dua kelompok, masing - masing terdiri dari 4 sampai dengan 8 orang. Masing - masing grup memilih suatu tempat sebagai markas, biasanya sebuah tiang, pohon atau pilar sebagai 'benteng'.

Tujuan utama permainan ini adalah untuk menyerang dan mengambil alih 'benteng' lawan dengan menyentuh pohon, tiang atau pilar yang telah dipilih oleh lawan dan ketika menyentuh markasnya. meneriakkan kata benteng………...

Berarti telah memenangkan permainan, kemudian ermainan dapat di mulai lagi. Kemenangan juga bisa diraih dengan 'menawan' seluruh anggota lawan dengan menyentuh tubuh mereka. Untuk menentukan siapa yang berhak menjadi 'penawan' dan yang 'tertawan' ditentukan dari waktu terakhir saat si 'penawan' atau 'tertawan' menyentuh 'benteng' mereka masing - masing.



Orang yang paling dekat waktunya ketika menyentuh benteng berhak menjadi 'penawan' dan bisa mengejar dan menyentuh anggota lawan untuk menjadikannya tawanan. Tawanan biasanya ditempatkan di sekitar benteng musuh. Tawanan juga bisa dibebaskan bila rekannya dapat menyentuh dirinya. Kejar-kejaran antar pemainpun terjadi maka diperlukan tenaga ekstra.

Dalam permainan ini, biasanya masing - masing anggota mempunyai tugas seperti 'penyerang', 'mata - mata, 'pengganggu', dan penjaga 'benteng'. Permainan ini sangat membutuhkan kecepatan berlari dan juga kemampuan strategi yang handal.

Dan ada banyak lagi permainan lainnya semisal: Pletokan, tombok, gundu, ketok kadal, congklak, galah asin, jangkungan, sumpritan atau jumparing, jepretan, main karet, dampu, gangsing, landar-lundur, bekel, olelio, rage, serta beberapa lagi yang belum tercatat.

Read More......

Segarnya Bir Pletok, Gurihnya Gabus Pucung, dan Nikmatnya Selendang Mayang

Untuk menyambut hari jadi kota Jakarta yang ke-484, maka kedepannya saya mencoba untuk memposting segala hal tentang kebudayaan betawi yang rasanya sudah jarang ditemui di tanah lahirnya sendiri. Ide ini muncul saat saya melihat tayangan di sebuah stasiun televisi yang mengulas tentang beberapa kebudayaan betawi yang bisa dikatakan hampir dilupakan. So, saya buka tentang kuliner dulu ya, ada Bir Pletok, Gabus Pucung dan Selendang Mayang...cekidot...

Bir Pletok


Yap, namanya Bir Pletok, tapi jangan terkecoh dulu dari namanya yang memakai kata 'Bir'. Bir ini tidak seperti bir pada umumnya. No alcohol contained in it! Dan bahan dasarnya juga sangat berbeda dengan bir konvensional.

Asal muasal minuman ini konon sejak Belanda masih berdiam di Nusantara. Orang-orang Belanda kala itu gemar sekali mengkonsumsi bir, sama seperti orang-orang eropa lainnya. Dan karena masyarakat Betawi mayoritas memeluk agama Islam yang melarang penggunaan alkohol, di situlah kreativitas kuliner ala Betawi dimulai. Untuk menyaingi hangatnya bir dengan kandungan alkohol, masyarakat Betawi menciptakan bir yang dibuat dari rempah-rempah yaitu jahe, daun pandan, dan serai.

Dinamai Pletok karena sewaktu itu mengkonsumsi Bir Pletok terasa lebih segar jika menggunakan Es Batu dan ditaruh di gelas yang terbuat dari bambu, jadi jika dikocok atau digoyang akan mengeluarkan bunyi 'Pletak-Pletok'. Pembuat bir pletok cuma ada beberapa di Jakarta. Dan mereka berusaha membudidayakan minuman ini agar orang-orang tidak melupakan minuman yang segar berkhasiat ini.

Gabus Pucung


Bagi orang awam mungkin makanan ini sangat asing di telinga, karena memang Gabus Pucung sendiri sudah sulit untuk ditemui saat ini. Mendengar namanya dan bentuknya mungkin akan terlihat aneh, padahal dulunya masakan ini menjadi salah satu dalam tradisi masyarakat Betawi yang bernama Nyorog, yakni tradisi menghantarkan makanan oelh anak kepada orangtua atau menantu terhadap mertua pada saat bulan puasa dan lebaran.

Gaubus Pucung menggunakan ikan gabus sebagai bahan dasarnya. Lalu, ikan gabus dimasukan ke dalam air yang telah diberi bumbu seperti cabai, bawang merah, serai, jahe dan juga pucung(kluwek). Hasilnya jangan diragukan lagi, paduan rasa gurih, asin, segar siap memanjakan lidah anda.

Jika dilihat sekilas, masakan ini bisa dibilang tidak begitu mengundang selera makan. Pasalnya, pucung yang dicampur ke dalam hidangan ini memberi warna butek kehitaman, sehingga tidak menarik untuk dilihat. Tetapi sekali lagi jangan pernah tertipu dengan tampilannya, pasalnya jika anda sudah mencicipi masakan ini, pasti anda akan ketagihan untuk mencobanya lagi.

Selendang Mayang


Kue Selendang Mayang memang bagi yang awam merasa aneh dengan namanya tapi tidak seaneh rasanya jika kita mencicipi makanan ini sangat menyegarkan bila dicampur dengan es batu saat memakannya.

Kue selendang mayang ini terbuat dari bahan adonan kue, dan disajikan seperti kue Pepe yang berwarna-warni meyerupai selendang. Makanan yang telah terpotong-potong kemudian dicampur dengan kucuran sirop, gula jawa, santan dan ditambah dengan es batu.

Read More......

Selasa, 21 Juni 2011

4 GANGSTER CENGKERAM SENEN


Kota Jakarta memang tak pernah berhenti beraktivitas, menjadikannya salah satu kota dengan pertumbuhan terpesat di dunia, Jakarta juga menyimpan banyak problematika yang mencengkram. Diantara banyaknya problematika itu terselip tindak kejahatan para preman/gangster. Salah satunya ialah mengenai rawannya kejahatan di kawasan Senen, dan berikut ini seperti yang dikutip dari PosKotaNews :

Kawasan Senen, Jakarta Pusat, nyaris tak pernah tidur. Seiring dengan padatnya aktivitas serta roda perekonomian yang terus menggelinding, premanisme di kawasan ini juga tumbuh subur bahkan telah mengakar. Sejak zaman Bung Karno hingga era Susilo Bambang Yudhoyono, berandalan Senen masih bercokol menguasai wilayah itu. Sepak terjang para preman, tak terlepas lahan basah yang bisa jadi sumber uang. Maklum saja, daerah ini menjadi tempat pertemuan banyak manusia dengan aktivitas perekonomian karena keberadaan terminal, stasiun, pasar tradisional, jajaran kaki-5 hingga mal.

Senen juga menjadi ladang subur bagi kawanan bandit.Termasuk preman yang meminta paksa sejumlah uang dengan dalih sebagai dana keamanan. Dulu, di era tahun 1950, Senen dikuasai oleh tokoh bernama Iman Safei alias Bang Pii yang sempat dijuluki Menteri Copet. Ia sangat disegani, tak hanya oleh para preman, tapi juga oleh aparat.

Kini jauh setelah era keemasan Bang Pii dengan kelompok Cobra yang dipimpinnya berlalu, Senen masih diceng-keram preman. Jangankan warga biasa, polisi pun dilawan oleh mereka. Aksi sok jago mereka membuat dua polisi terluka dan satu mobil patroli rusak pada Minggu (30/1).

EMPAT GANGSTER

Berdasarkan catatan kepolisian, empat gangster yang menguasai Senen. Mereka membentuk kelompok berdasarkan suku. Tak sulit melihat aksi mereka. Tempat sasaran, terutama pedagang atau angkutan umum, didatangi baik sendiri atau berkelompok lalu memalak. Daerah kekuasaaan satu gangster tak sama dengan komplotan lainnya. Cara ini membuat mereka tak saling bersinggungan.

Banyak yang bisa dijadikan lahan bagi para preman itu. Selain di Stasiun Pasar Senen danTerminal Senen, kawasan sekitar simpang lima itu yang memiliki shelter Bus Transjakarta menjadi tempat mangkal para berandal. Tempat lainnya, dua pasar tradi-sional yakni Pasar Poncol, dan Pasar Proyek Senen.

Sejumlah pertokoan di antaranya Senen Jaya serta Mal Atrium juga kerap menjadi incaran.Tak lupa juga, jajaran pedagang Kaki-5 yang membentang sepanjang jalan menuju terminal, hingga pelataran pasar tradisional yang dikenal sebagai Pasar Kue Subuh, adalah lahan subur aksi para preman.

TAK TAKUT APARAT

Dalam pandangan Sosiolog dari Universitas Indonesia, II.mn. in.in Samuel, pemukulan preman terhadap polisi adalah upaya pelaku agar terhindar dari hukuman setelah memeras orang. Mengenai kawasan Senen yang menjadi lahan subur aksi premanisme meski berdekatan dengan kantor penegak hukum, Samuel menilai adanya kantor polisi itu tak membuat preman khawatir.

"Ada kemungkinan preman itu melakukan kerjasama tertutup denga para oknum petugas," katanya. Kerjasama tertutup aliaspara preman dipelihara membuat mereka tak pernah takut beraksi. Padahal di kawasan Senen ada tiga kantor pemerintah yang masing-masing memiliki petugas keamanan, yakni Kantor Polsek Senen, Koramil serta Kecamatan. "Ini membuat mereka aman karena sebagian uang yang didapat disetor juga."

Secara terpisah, kriminolog dari Universitas Bina Nusantara, Reza Indragiri, mengatakan aksi preman terjadi lantaran tidak adanya lagi rasa percaya masyarakat terhadap polisi. "Ini terjadi karena kharisma atau citra polisi di mata masyarakat sudah buruk dan tidak dapat dipercaya lagi. Akibatnya, penjahat pun tak takut lagi," ujarnya. Sependapat dengan Samuel, ia menilai banyak petugas, apapun seragamnya, bermental lemah yang kerap meminta uang jago pada pedagang atau pengemudi. "Masyarakat merasa sudah membeli petugas," katanya.

KISAH MENTERI COPET

Kawasan Senen hidup sejak 1733 saat Justinus Vinck mendirikan pasar di kawasan itu. Selanjutnya, sejarah menggoreskan daerah itu lekat dengan dunia preman. Salah satunya, kelompok bernama Cobra yang didirikan Iman Syafei alias Bang Pii. Pria kelahiran Kebayoran Baru pada 1923 ini sejak kecil hidup di kawasan itu.

Di usia 15 tahun, Pii remaja sudah bisa mengkoordinir ribuan preman Senen. Kepada pedagang, kuli, tukang becak dan lainnya, ia meminta iuran agar preman di daerah itu tak membuat ribut karena bisa mengganggu kegiatan bisnis mereka. Pada 1959, Cobra bubar atas permintaan Komando Militer Jakarta karena persaingan dengan kelompok lain.

Bang Pir lalu terjun ke dunia politik. Penguasa Senen ini akhirnya diangkat menjadi Menteri Urusan Keamanan dalam Kabinet Dwikora 100 menteri. Ia bertugas mengurusi masalah keamanan Jakarta. Itulah sebabnya ia dijuluki Menteri Copet dan ia satu-satunya menteri yang buta huruf. Jabatan itu diembannya pada 24 Februari hingga 28 Maret 1966. Seiring dengan runtuhnya pemerintahan Bung Karno, Bang Pii yang dituduh terlibat PKI ditahan di Penjara Nurbaya

Read More......

Menjadi Seorang Backpacker? Mudah Kok...


Siapa sih yang tidak suka pergi Traveling? pergi berlibur menyegarkan pikiran dengan melihat pesona keindahan alam yang berupa gunung dengan hutan hijau yang permai, pasir putih di lepas pantai, melihat arsitektur kota yang unik, meresapi beberapa nilai kebudayaan, dan lainnya. Untuk pergi traveling ada beberapa macam caranya, salah satunya ialah Bacpacking atau biasa disebut Backpacker bagi orang yang melakukannya. Lalu, apa sih itu Backpacker?dan bagaimana caranya untuk menjadi seorang Backpacker?

Secara harfiah backpacker adalah derivat kata backpack. Akar katanya back dan pack. Back, yang di-Indonesia-kan ‘belakang’, berasal dari kata Inggris kuno baec. Consice Oxford Dictionary menyebut baec datang dari bahasa Jerman. Pack juga pinjaman bahasa Jerman; kata bendanya pak, kata kerjanya pakken. Penutur bahasa Jawa punya kata ‘pak’ (mis: sepuluh pak [sepuluh bungkus] ‘Jarum Filter’) dan bahasa Indonesia memiliki kata ‘paket’ (dari package) yang kira-kira semakna.

Namun garis besarnya itu backpacker adalah melakukan perjalanan jauh dari satu kota ke kota lain bisa dinegara sendiri atau ke kota di negara lain dengan biaya yang ditekan se-irit mungkin. Backpacking juga biasa dilakukan dengan single backpacking, atau melakukan perjalan seorang diri maupun dengan Team backpacking, atau melakukan perjalanan bersama-sama dengan kerabat.

Seorang backpacker sejati selalu siap menghadapi berbagai kemungkinan. Biasanya tidak peduli ketika harus menaiki kendaraan umum yang penuk sesak dan tidak nyaman. Tidak masalah ketika harus tidur disembarang tempat, seperti di pos gardu, mushola hingga emperan. Barang yang dibawapun tidak banyak, isi tas nya umumnya barang-barang seperlunya dan tidak membawa peralatan yang tidak penting.

Lalu bagaimana caranya berpergian dengan menjadi seorang backpacker?

Menjadi seorang backpacker pemula tidak harus melewati tes masuk dengan syarat tinggi badan yang menjulang, umur minimal, pernah melakukan kejahatan atau tidak, atau mempunyai iman yang kuat,hehe. Nah, beberapa tips dibawah ini yang biasa saya lakukan yang mungkin bisa anda coba sendiri ialah :

1. Kumpulkan segenap mental yang kuat anda untuk siap berpergian keluar rumah
2. Coba cari beberapa destinasi yang sekiranya anda tertarik untuk mengunjunginya, tidak harus tempat wisata yang sering dikunjungi khalayak, semakin orang banyak yang belum mengetahui tempat wisata itu semakin menarik juga untuk dikunjungi.
3. Bagi pemula disarankan untuk menuju tempat-tempat yang dekat atau mudah untuk diakses.
4. Cari tau di beberapa media khususnya internet mengenai informasi tempat yang ingin anda tuju, misalnya seperti transportasinya, penginapan, tempat kuliner, tempat belanja, dan beberapa venue menarik lainnya.
5. Buatlah sebuah planing dengan jelas perjalanan anda, sehingga tidak perlu lagi berpikir keras jika sudah di tujuan, hanya buang energi, waktu dan biaya
5. Siapkan uang saku yang secukupnya, tidak kurang dan ada baiknya untuk lebih, bukan berarti berlebihan. Utamakanlah membawa uang dalam bentuk ATM agar lebih efisien, atau bila keluar negrei, bawa Travel Check dalam bentuk dolar, supaya lebih aman dari pada uang tunai. Yang pasti rencanakanlah dahulu jauh-jauh hari jika ingin berpergian agar bisa menabung
6. Bawa barang secukupnya. Menjadi backpacker biasanya membawa sebuah tas ransel yang digendong di belakang, ada yang berbagai ukuran. Namun itu semua tergantung kebutuhan anda, jangan sekali-kali membawa barang-barang yang sama sekali tidak dibutuhkan dalam perjalanan, tentunya itu akan merepotkan atau menyusahkan anda nantinya. Standarnya bawa saja HP, pakaian secukupnya, alat mandi, obat-obatan bila perlu, peta atau GPS jika diperlukan, beberapa gadget pendukung bagi anda penikmat gadget, kamera bisa dalam bentuk DSLR maupun Pocket, sleeping bag, dan lainnya yang sekiranya anda perlukan



7. Gunakan moda transportasi umum yang murah namun membuat anda nyaman. Tekan biaya anda seirit mungkin tetapi juga tidak sepelit mungkin, biasanya sering ada istilah "ah..perjalanan gw cuma abis diongkos doang", putar selalu otak anda untuk menentukan bagaimana enaknya agar uang yang anda bawa tidak keluar secara besar hanya untuk di transportasi, karena itulah seninya menjadi backpacker yang selalu berencana mengenai pengeluaran,heheu
8. Jika ingin berpergian keluar negeri jangan lupa mengecek dokumen-dokumen perjalanan anda dan ada baiknya mengutamakan keahlian berbahasa asing. Selain bahasa inggris, ada baiknya anda mempelajari bahasa lokal negara tersebut, karena tidak semua manusia bisa berbahasa inggris, misalnya jika anda ke Iran, maka belajarlah sedikit bahasa Persia, tidak harus mahir tetapi yang biasa digunakan dalam percakapan sehari-hari. Atau jika anda ingin mengunjungi daerah terpencil di Indonesia, jika tidak ingin repot, pergunakanlah jasa guide
9. Bila sudah sampai ditempat tujuan, carilah penginapan dengan banderol murah permalamnya, kalau anda seseorang yang cukup liar, tantanglah diri anda untuk menginap di stasiun, terminal, ataupun dipinggir jalan, karena tidak sedikit backpacker yang melakukan cara itu
10.Asahlah feeling anda untuk dapat beradaptasi dengan tempat yang anda kunjungi. Cobalah menjadi manusia yang fleksibel dengan mematuhi norma-norma yang berlaku di tempat yang anda singgahi dan belajar untuk survive pastinya. Meskipun backpacker itu terlihat cukup cuek, tapi semua ada kode etik dan batasan-batasannya
11.Selain bertujuan fun, cobalah anda mementingkan mengenal karakteristik tempat yang anda kunjungi, mengenai keadaan masyarakatnya, produk-produk budaya, dan lainnya. Itu menjadi pelajaran yang sangat berharga dalam sebuah perjalanan
12.Nah ini dia yang sering terjebak bagi para backpacker pemula, jika anda ingin membeli souvenir atau oleh-oleh yang anda nilai unik, banyak yang terjebak pada masalah harga. Cobalah anda berkenalan dengan penduduk lokal dan jangan ragu untuk meminta saran bila ingin berbelanja, agar anda tidak tertipu para pedagang yang kadang ingin mengambil untung sebanyak-banyaknya. Jika anda berpergian keluar negeri, pelajari tentang bahasa nominal angka agar anda tahu berapa harga yang ditawarkan para pedagang
13.Sertakan mental anda untuk sanggup menerima apapun cobaan di perjalanan dan yang paling penting juga mendapat berbagai ilmu baru
14.Berkenalanlah dengan penduduk sekitar, jadikanlah setiap orang guru dan setiap tempat itu sekolah,hehe
15.Pergunakan uang anda dengan bijak, jangan teledor apalagi sengaja menghambur-hamburkan, ingat seni seorang backpacker itu selalu merancang dengan matang setiap pengeluaran



16.Dokumentasikan segala tempat-tempat yang menarik. Jika anda penulis maka jangan bimbang untuk menggoreskan pena di secarik kertas untuk mendeskripsikan tempat yang anda tuju, jika anda hobi fotografi selalu siap dengan kamera anda dan abadikan momen dengan insting fotografi anda, jika anda musisi kenanglah tempat yang anda kunjungi menjadi sebuah uraian nada yang indah, dan lainnya
17.Jangan pernah lupa untuk selalu mengcharge penuh batere gadget yang anda bawa
18.Jangan pernah membuang sampah sembarangan atau merusak fasilitas umum, muliakanlah alam sebagaimana alam memberimu sebuah kehidupan
19.Jika anda sudah pulang, jangan ragu memberikan teman-temanmu sebuah cerita,(oleh-oleh kalau bisa,hehe), karena setiap perjalanan yang bisa diambil oleh orang lain ialah ceritanya, dan jangan lupa untuk mempromosikan ke teman-teman anda mengenai keindahan Indonesia, terlebih kepada teman anda yang berbeda negara, tentunya agar mereka tertarik untuk berkunjung ke Indonesia yang indah ini.

Begitulah beberapa tips yang bisa anda lakukan untuk menjadi seorang backpacker pemula. Sebenarnya masih banyak beberapa tips jika anda yang gemar tantangan, seperti bagaimana bila mengunjungi suatu tempat yang sedang terjadi konflik, merambah pedalaman hutan atau teritorial yang sedang mengalami tensi politik yang memanas, namun penulis belum pernah mengunjungi tempat-tempat seperti itu jadi belum bisa sok tau untuk berbagi tips kepada anda, salah-salah takut anda sendiri yang malah menjadi korban :DD. Beberapa tips diatas memang bisa dibilang cukup standar, namun penulis hanya berniat untuk mendeskripsikan saja dan bebagi ilmu dengan pembaca. Karena setiap personal mempunyai aturan mainnya sendiri-sendiri, tapi yang terpenting ialah maksimalkan kenyamanan anda dalam perjalanan dan jangan pernah takut mencoba hal-hal yang baru, beranilah mencoba :)

Read More......

Senin, 20 Juni 2011

Solo Siap Diguncang "Rock In Solo 2011"


Solo yang dikenal sebagai salah satu kota budaya dan juga sebagai salah satu kota yang sejak dulu menjadi barometer scene underground tanah air ini akan menggelar kembali perhelatan akbar musik metal terbesar bertajuk "Rock In Solo Heritage Metal Fest 2011".


Sekelumit Mengenai Rock In Solo




Berawal dari kegelisahan sekelompok anak muda kota Solo yang tergabung dalam wadah komunitas "Bahaya" (yang berubah menjadi The Think Organizer ) melihat minimnya event-event rock/metal berkualitas disana, akhirnya sebuah ide dan gagasan terlontar untuk membuat sebuah pagelaran metal yang bersifat masif yang dinamai "Rock In Solo". Rock In Solo yang dihelat pada pertama kalinya di tahun 2004 lalu, dengan bantuan sponsor Gudang Garam sekitar 1500an crowd yang membanjiri Velodrome GOR Manahan Solo menjadi saksi pertunjukan Tengkorak dan Seringai yang dahulu menjadi headliner pertama, The Brandals dengan beberapa band cadas lokal yang menjadi pembuka seperti Down For Life, Russian Roulette, Automatic dan Sporadic Bliss. Pada gelaran yang pertama ini Rock In Solo mengambil tema "Road To Euro" untuk menyambut gelaran Euro 2004 lalu.


Di tahun 2007, mengusung tema "Freedom Metal Fest" dan didukung brand rokok X Mild, Burger Kill dan Seringai mengisi sebagai headliner dan beberapa band lokal pembuka dari lintas genre metal yakni Makam, Bandoso, Down For Life, Faceless dan End of Summer. Majalah Rolling Stone Indonesia menyebut inilah rock/metal fest terbesar di Jawa Tengah karena dihadiri lebih dari 5000 metalhead yang datang dari berbagai kota di Jawa Tengah yang memadati outdoor Velodrome Manahan Solo. Absen di tahun 2008,
sempat dalam kekhawatiran pengamanan karena peristiwa tewasnya penonton akibat ditusuk pada konser Superman is Dead beberapa minggu sebelumnya, bertemakan "Youth Metal Fest", The Think Organizer bekerjasama dengan Solucite berhasil mengundang band Technical Death Metal asal Australia Psycroptic untuk menggempur Velodrome GOR Manahan Solo. Sebelumnya pengisi headliner pertama kalinya bukanlah Psycroptic, melainkan Sepiroth, band death metal asal Belanda. Namun karena peristiwa meledaknya bom di Ritz Carlton dan JW Marriot, Sepiroth membatalkan kedatangannya ke Indonesia. GOR Manahan Solo, Sabtu 31 Oktober 2009, sekitar 2000an metalhead dari Yogyakarta, Semarang, Bandung, Malang dan kota-kota lain datang untuk menjadi bagian dari sejarah Rock in Solo. Psycroptic didampingi band-band cadas Indonesia dari Burgerkill, Death Vomit dan Down For Life didapuk menjadi headliner kali ini. Dibuka oleh Nemesis dan Outright dari Bandung juga beberapa band Solo seperti Bandoso, Makam, Take and Awake, Spirit Of Life dan Faceless.




Pada tahun 2010, Sean Beasley dan kawan-kawan yang tergabung dalam Dying Fetus benar-benar berhasil membuat publik Solo berguncang. Merajut tema "Summer Metal Fest", Dying Fetus memanjakan telinga para metalhead yang memenuhi tiga perempat
Stadion Sriwedari. Band-band pembuka pada acara itu memarkir nama seperti Komunal, Down For Life, Siksakubur, Fall Of Mira, dan banyak lainnya.

Bersiaplah!!!!

Event yang dirintis oleh The Think Organizer akan diselenggarakan pada tanggal 17 September 2011, bertempat di Alun-Alun Utara. Beberapa band metal lokal dan juga internasional yang sudah tidak asing namanya akan menggempur venue hari itu, beberapa diantaranya :

CO-HEADLINERS:
DERANGED (Sweden) – Death Metal
OATHEAN (Korea) – Black Metal
ENFORCE (Australia) – Thrash Metal
ISHTAR (Korea) – Gothic Power Metal

LOCAL ACTS:
BURGERKILL (Bandung) – Metalcore
DOWN FOR LIFE (Solo) – Metalcore
GIGANTOR (Jakarta) – Thrash Metal
RAJA SINGA (Bandung) – Grindcore
SURI (Jakarta) – Stoner Rock
SOMETHING WRONG (Jogja) – Hardcore
GRIND BUTO (Semarang) – Thrash Metal
MADONNA OF THE ROCK (Jakarta) – Metalcore
SPIRIT OF LIFE (Solo) – Hardcore
TURBIDITY (Bandung) – Death Metal
BANDOSO (Solo) – Black Metal
EXTREME DECAY (Malang) – Grindcore
and many more...

Sementara untuk Line Up Headlinersnya sendiri untuk saat ini masih dirahasiakan oleh panitia. Tentu apapun bandnya yang akan mengisi headliner nantinya, acara ini sungguh sangat sayang jika dilewatkan bagi para metalhead.


Jika berminat, luangkan waktu anda nanti dan bersiap menabung karena penjualan tiket pre-sale sudah dibuka. Untuk harga tiketnya sendiri :

Pre-sale # 1 Rp. 50,000 --> 03 Juni - 31 Juli 2011
Pre-sale # 2 Rp. 75,000 --> 01 Agustus - 31 Agustus 2011
Pre-sale # 3 Rp. 100,000 --> 01 September - 16 September 2011

On the spot Rp. 150,000


Dan bisa didapatkan di beberapa ticket box, diantaranya :

BELUKAR ROCKSHOP
JL. Pandu Dewanata No.155
Kartopuran, Solo
Hotline Number : 0857-2519-1666

METAL MILITIA
JL. Ngangel Jaya Selatan I No 2
Surabaya
Hotline Number : 031-5037333 / 0897-200-6226

TECMA ADVERTISING
JL. Kyai Mojo, Komp. Kesehatan No 2
Yogyakarta
Hotline number : 0274-557288 / 553125


Info tiket box di kota lainnya akan diumumkan dalam waktu dekat ini oleh panitia. Untuk info lebih lengkapnya bisa didapatkan dengan mengakses situs resminya di http://www.rockinsolo.com/ atau bisa memfollow Twitter di @RockInSolo2011. Bagi anda yang berminat untuk menjadi tenaga volunteer acara ini adapun syarat-syaratnya seperti ini :

1. Berusia minimum 18 tahun
2. Pria ataupun wanita
3. Sehat rohani maupun jasmani
4. Diutamakan yang berdomisili di kota Solo dan sekitarnya
5. Lebih di-prioritaskan bagi mereka yang sudah punya pengalaman bekerja di sebuah event
Formulir bisa diambil dan lansgsung diisi di BELUKAR ROCKSHOP Jalan Pandudewanata No 155 Kartopuran Solo Hotline number: 0857-2519-1666 dengan membawa 1 (satu) lembar pasphoto berwarna berukuran 4X6 dan fotocopy ID.


Be there guys untuk menghitamkan Solo dan bersiap menjadi saksi langsung  salah satu event metal terbesar di tanah air ini \m/ .

Read More......

Selasa, 14 Juni 2011

Keraton Buton



Berebut mata uang, Salah satu daya tarik wisata di Buton adalah demonstrasi penyelaman coin atau barang apa saja oleh bocah-bocah setempat. Para bocah ketika memperebutkan coin di kolam pelabuhan Murhum Baubau, disaksikan puluhan ribu masyarakat Buton sendiri. Bila Anda sebagai seorang turis berkunjung ke Baubau, ibu kota Kabupaten Buton, jangan lupa mengantungi uang recehan (coin) secukupnya. Sebab di kolam pelabuhan Murhum Baubau, Anda pasti diminta melemparkan sesuatu oleh kawanan bocah yang sedang bermain-main di perairan kolam pelabuhan tersebut. Biasanya, orang memang melemparkan uang recehan lalu diperebutkan para bocah itu

Permainan memperebutkan coin atau barang apa saja, semula hanya bisa dilihat di perairan Desa Baruta, Kabupaten Buton. Celah agak sempit yang memisahkan daratan Pulau Muna dan Pulau Buton itu adalah alur pelayaran lokal yang menghubungkan kota Baubau, Raha, dan Kendari sebagai ibu kota Propinsi Sultra. Pemandangan dunia anak-anak desa yang lugu dan lucu akan segera muncul setelah satu jam pelayaran dari Baubau menunju Raha, ibu kota Kabupaten Muna, atau sebaliknya menjelang satu jam sebelum kapal yang ditumpangi merapat di dermaga pelabuhan Murhum Baubau.

Di alur sempit itu setiap kapal yang lewat dihadang puluhan sampan kecil yang dijalankan bocah-bocah berumur di bawah 10 tahun. Mereka berlompatan ke laut sambil berteriak kepada penumpang kapal agar melemparkan apa saja, untuk diperebutkan melalui ketangkasan menyelam ke bawah permukaan laut.

Mereka berpakaian setengah telanjang. Bahkan ada yang tak berbusana sama sekali sehingga “burung” mereka tampak bergelantungan ketika berlompatan menukik ke bawah permukaan laut, untuk mendapatkan benda apa saja yang dilemparkan dari atas kapal.

Benda sekecil kelereng pun tak lolos dari tangan mereka karena kemahiran menyelam. Setiap kali mendapatkan benda itu, mereka perlihatkan kepada para penumpang sambil berteriak kegirangan, lalu minta lagi untuk dilemparkan barang apa saja. Sementara kapal terus melaju meninggalkan anak-anak tersebut.

Kini permainan anak-anak itu dapat juga disaksikan di kolam pelabuhan Baubau. Yaitu pada setiap kedatangan kapal penumpang milik Pelni di pelabuhan tersebut sebanyak 2-3 kali seminggu, dan pada setiap penyelenggaraan Festival Keraton Buton (Buton Palace Festival). Festival itu diprakarsai Bupati Buton Kolonel (Czi) Saidoe dan digelar secara rutin setiap tanggal 12-13 September.

BUTON dan kota Baubau khususnya menyimpan banyak pesona wisata. Selain wisata bahari, termasuk produk budaya bahari seperti penyelaman coin dan aneka tarian bernuansa laut, di sebuah bukit yang terletak 3 km selatan kota berdiri kukuh benteng keraton yang menjadi simbol kekuasaan Kesultanan Buton di masa lampau.

Banyak obyek menarik di dalam benteng Keraton Wolio itu. Di sana ada batu Wolio, batu popaua, masjid agung, makam Kaimuddin (Sultan Buton pertama), Istana Badia, dan meriam-meriam kuno.

Batu Wolio adalah sebuah batu biasa berwarna gelap. Besarnya kurang lebih sama dengan seekor lembu sedang duduk berkubang. Konon, di sekitar batu inilah rakyat setempat menemukan seorang putri jelita bernama Wakaa-Kaa yang dikatakan berasal dari Tiongkok.

Putri itu kemudian dijadikan pimpinan (ratu). Pelantikan raja tersebut dilakukan di atas batu popaua. Batu ini terletak sekitar 200 meter dari batu Wolio. Permukaan batu popaua hampir rata dengan tanah, namun mempunyai lekukan berukuran hampir sama dengan telapak kaki manusia. Di lekukan itulah putri Wakaa-kaa menginjakkan kaki kanannya sambil mengucapkan sumpah jabatan sebagai ratu di bawah payung yang diputar sebanyak tujuh kali.

Karena itu batu tersebut disebut batu popaua (batu tempat diputarkan payung raja). Tradisi pelantikan ratu atau raja di atas batu tersebut berjalan hingga di zaman kesultanan, bentuk pemerintahan kerajaan Buton setelah masuknya Islam.



Batu popaua terletak di kaki sebuah bukit kecil tempat berdirinya Masjid Agung Keraton Buton. Masjid ini dibangun tahun 1712 di masa pemerintahan Sultan Buton XIX bernama Lang Kariri dengan gelar Sultan Sakiuddin Darul Alam.

Masjid berukuran 21 kali 22 meter itu memiliki tiang bendera di sisi sebelah timur. Dalam tafsir Al Azhar karangan almarhum Buya Hamka disebutkan, tiang bendera itu juga digunakan sebagai tempat pelaksanaan hukuman gantung menurut hukum Islam.

Tetapi ada sedikit bau mistik di dalam masjid tua itu. Di belakang mimbar khatib atau di ujung kepala imam tatkala dalam keadaan sujud terdapat pintu gua yang disebut “pusena tanah” (pusat bumi) oleh orang-orang tua di Buton. Konon dari dalam gua itu keluar suara azan pada suatu hari Jumat. Peristiwa itu menjadi latar belakang pendirian masjid di tempat tersebut.

Ketika masjid itu direhabilitasi pada tahun 1930-an, pintu gua tadi ditutup dengan semen sehingga ukurannya lebih kecil menjadi sebesar bola kaki. Lubangnya diberi penutup dari papan yang bisa dibuka oleh siapa yang ingin melihat pintu gua itu.

Di salah sebuah kamar Kamali (istana) Badia, masih di kompleks keraton, terdapat meriam bermoncong naga. Menurut Drs H La Ode Manarfa (79), Sultan Buton ke-39, meriam bersimbol naga tersebut dibawa leluhurnya Wakaa-kaa dari Tiongkok sekitar 700 tahun silam. Meriam itu masih memiliki peluru dan masih bisa diledakkan.

Kamali Badia itu sendiri tidak lebih dari rumah konstruksi kayu khas Buton sebagaimana rumah anjungan Sultra di Taman Mini Indonesia Indah Jakarta. Sesuai tradisi, rumah atau istana Kesultanan Buton harus dibuat keluarga sultan dengan biaya sendiri.

Ada juga istana di kota Baubau. Tetapi istana yang dulu cukup megah, kini tidak terawat lagi. Istana itu di awal kemerdekaan dipinjamkan untuk sekolah AMS (Amtenaar Middlebare School), lalu menjadi kampus Universitas Dayanu Ikhsanuddin (Unidayan). Sesuai dengan fungsinya tersebut, maka Kamali Baubau disebut Istana Ilmiah. “Istana itu dibangun tahun 1922 dengan bantuan Belanda. Karena itu para sultan tak mau berdiam di situ,” ujar Manarfa.

Obyek lain yang tak kalah menariknya adalah benteng keraton sendiri. Benteng Keraton Buton yang aslinya disebut Keraton Wolio dibangun pada masa pemerintahan Sultan Buton VI (1632-1645), bernama Gafurul Wadudu. Benteng ini berbentuk huruf dhal dalam alpabet Arab yang diambil dari huruf terakhir nama Nabi Muhammad saw.

Panjang keliling benteng tersebut 3 kilometer dengan tinggi rata-rata 4 meter dan lebar (tebal) 2 meter. Bangunannya terdiri atas susunan batu gunung bercampur kapur dengan bahan perekat dari agar-agar, sejenis rumput laut. Luas seluruh kompleks keraton yang dikitari benteng meliputi 401.911 meter persegi.

Benteng Keraton Wolio memiliki 12 pintu gerbang dan 16 pos jaga (bastion). Tiap pintu gerbang (lawa) dan bastion dikawal empat sampai enam meriam. Pada pojok kanan sebelah selatan terdapat godana-oba (gudang mesiu) dan gudang peluru di sebelah kiri.

Keberadaan benteng tersebut membawa pengaruh hebat bagi eksistensi Kerajaan Islam Buton. Kesultanan ini mampu bertahan selama kurang lebih empat abad, tidak termasuk masa pemerintahan raja-raja non-Islam selama kurang lebih dua abad sebelumnya.

Bahkan benteng itu menjadi sumber motivasi dan semangat bagi generasi sekarang. Gubernur Kaimoeddin selalu mengajak kepada aparatnya untuk mencontoh etos kerja di zaman dulu. “Para leluhur kita dulu belum memiliki dana dan peralatan canggih tetapi kualitas hasil pembangunan mereka sangat mengagumkan. Mengapa kita tidak mampu berbuat seperti mereka,” katanya.

Sumber : www.buton.web.id

Read More......

Sosrowijayan, Kampung Turis Di Tengah Kota


Berjalan sekitar 200 meter dari Stasiun Tugu, anda akan menemukan kawasan Sosrowijayan yang ditandai oleh sebuah jalan kecil ke arah barat yang bernama sama. Menghubungkan Jalan Jogonegaran dan Jalan Malioboro, Sosrowijayan dibagi menjadi dua daerah, yaitu Sosrowijayan Wetan dan Sosrowijayan Kulon. Daerah Sosrowijayan Wetan-lah yang kemudian dikenal sebagai kampung turis kedua di Yogyakarta setelah Prawirotaman.
Begitu sampai di pertigaan jalan yang dinamai berdasarkan penguasanya dahulu ini (Sosrowijoyo), anda akan disambut oleh sapa ramah pengayuh becak. Biasanya, mereka menawarkan anda untuk mencari penginapan, berkeliling ke Malioboro, atau membeli bakpia Pathuk. Karena kampung turis, banyak pula guide yang jika diminta bersedia mengantar anda untuk menunjukkan penginapan sesuai keinginan anda. Mereka juga akan bercerita seputar tempat wisata di Yogyakarta dan kekhasannya.

Melangkah memasuki Sosrowijayan, anda akan melihat sebuah bangunan tua yang digunakan sebagai penginapan, yaitu Hotel Aziatic. Bangunan yang berdiri sejak jaman Belanda itu memiliki arsitektur khas Eropa. Bangunan itu memiliki tembok berwarna putih dan tiga pintu dengan beberapa pilar sebagai penyangga di bagian paling depan, sementara tulisan nama hotel digoreskan langsung pada tembok dengan cat warna hitam. Meski sepertinya tidak terpakai lagi, hotel ini pernah dijadikan lokasi syuting film 'Daun di Atas Bantal' yang pernah diputar di Cannes Film Festival.

Dua buah bookshop seperti di Prawirotaman akan ditemukan bila memasuki gang pertama. Sebagian besar buku yang dijual di bookshop tersebut adalah novel berbahasa Inggris dan sebagian kecil buku-buku berbahasa Indonesia. Di bookshop itu, anda bisa memilih buku dengan leluasa sekaligus melihat sekilas isinya karena tak ada buku yang disegel plastik. Meski buku bekas, kualitas fisik buku masih terjaga sehingga masih layak pula dijadikan koleksi. Soal harga sangat bervariasi, tetapi yang jelas lebih murah dibanding di toko



Hal lain yang ditawarkan kampung Sosrowijayan adalah kursus membatik yang ditawarkan oleh salah satu penginapan di gang kedua. Kini, tempat kursus itu tengah sepi sehingga anda bisa memanfaatkan untuk belajar membatik lebih intensif. Tak jauh dari penginapan itu juga terdapat studio batik yang dikelola oleh seorang warga Sosrowijayan. Jenis batik yang digarap di studio ini adalah batik lukis, seperti yang ditemukan di kampung Taman, sebelah Kompleks Istana Air Tamansari. Nilai lebih batik lukis adalah warnanya yang lebih bervariasi dan bercorak masa kini.

Sebagai kampung turis, tentu di Sosrowijayan juga terdapat penginapan. Lain dengan di Prawirotaman, penginapan di kampung ini lebih menyatu dengan penduduk karena kebanyakan terletak di gang. Tentu hal itu memberi kelebihan karena anda bisa berinteraksi dengan penduduk setempat. Namun, jika menginginkan penginapan yang lebih privat, anda bisa memilih hotel yang ada di pinggir Jalan Sosrowijayan. Tarif sewa penginapan di kampung terletak di sebelah selatan kawasan Pasar Kembang ini tak jauh berbeda dengan di Prawirotaman.

Saat sore, sambil bersantai setelah lelah mengelilingi Yogyakarta, anda bisa melihat kehidupan anak-anak Sosrowijayan. Biasanya, beberapa anak perempuan bermain lompat tali atau dolanan bocah lainnya sementara anak laki-laki sekedar bercakap di salah satu rumah. Sementara remaja kampung ini banyak yang duduk santai sambil bermain gitar sambil menyanyikan lagu-lagu hits. Remaja yang juga tergabung dalam Komunitas Seni Malioboro itu kadang berpentas ketika ada acara tertentu, misalnya Ulang Tahun Yogyakarta.

Layanan jasa wisata juga dengan mudah ditemui di Sosrowijayan. Di pinggir jalan banyak terdapat money changer, warnet dan wartel, persewaan sepeda motor dan mobil, agen travel, dan sebagainya. Bila lapar, anda bisa mendatangi warung yang dibuka warga kampung ini. Di ujung gang pertama misalnya, terdapat sebuah warung yang meski sederhana banyak dimanfaatkan turis asing untuk mengisi perut. Masakannya berupa macam-masam oseng, mie goreng, dan lauk pauk yang lezat. Beberapa resto juga menyediakan jenis masakan seperti steak dengan harga miring.

Menginjak malam, Sosrowijayan semakin marak. Banyak anak muda berkumpul di tepi jalan sementara beberapa cafe menyediakan live music sebagai alternatif hiburan. Berpadu dengan suasana Malioboro, Sosrowijayan menjadi hidup. Sebuah warung kecil bertenda oranye yang biasa disebut warga sebagai angkringan menjadi tempat bercengkerama yang asyik. Sambil bercakap, anda bisa menikmati teh panas dengan wangi melati, wedang jahe, hingga sate usus yang lezat.


sumber : liburan.info

Read More......

Danau Teluk Gelam, Kemewahan yang Sepi



Angin berembus semilir, menciptakan gelombang-gelombang kecil di permukaan air danau yang bening. Di tengah danau terdapat daratan yang ditumbuhi ribuan pohon gelam (Melaleuka leucadendron) dengan daun-daunnya yang mungil berwarna hijau muda. Danau Teluk Gelam di Kecamatan Tanjung Lubuk, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan (Sumsel), suatu pagi di awal Januari 2005, itu masih menawarkan pesona alam yang menawan. Matahari yang kala itu tertutup mendung, membuat udara yang sejuk terasa lebih dingin.

Selain pemandangan alam Danau Teluk Gelam itu juga menawarkan fasilitas olahraga air yang menantang. Di pinggiran danau terdapat dermaga untuk dayung dan ski air, lengkap dengan menara start dan finis, pondok pemandu (align's hut), serta pembuatan tribun untuk penonton.

Tak jauh dari situ berdiri 34 rumah panggung kayu bertipe 45 dan 70, yang bisa digunakan untuk menginap atau beristirahat sementara waktu. Bagi mereka yang ingin bermalam bisa menginap di Hotel Teluk Gelam yang berdiri megah di pinggir danau. Hotel dua lantai dengan arsitektur modern itu terdiri atas dua bangunan, masing-masing memiliki 24 kamar.

Pondok-pondok di belakang hotel bisa jadi tempat untuk makan sambil ngobrol santai atau memancing ikan di danau. Jika bosan duduk-duduk, pengunjung bisa berjalan-jalan mengitari jalan melingkar yang mengelilingi separuh danau. Areal parkir di tempat ini cukup luas, dengan jalan masuk yang beraspal mulus.

Begitulah, Danau Teluk Gelam yang terletak di areal seluas 250 hektar itu merupakan obyek wisata sekaligus sarana olahraga yang memadai. Danau yang terletak di tepi jalan lintas Sumatera, sekitar 92 kilometer tenggara Palembang, ini termasuk salah satu tempat yang dipoles habis-habisan untuk mendukung pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XVI di Sumsel akhir Agustus-September 2004.

Saat itu danau besar ini menjadi ajang perlombaan dayung dan ski air dengan fasilitas bertaraf nasional. Sebenarnya ide pengembangan Danau Teluk Gelam telah digagas sejak tahun 1990-an.

Pembangunan berbagai fasilitas itu mendapat momentum ketika terpilih sebagai salah satu tempat penyelenggaraan cabang dayung dan ski air pada PON XVI. Setidaknya pembangunan danau itu menelan biaya Rp 31,9 miliar dari APBD Kabupaten Ogan Komering Ilir dan APBD Provinsi Sumsel, yang dikucurkan sejak tahun 2001 hingga pertengahan 2004.



Dengan potensi dan fasilitas seperti itu, sesungguhnya Danau Teluk Gelam bisa menjadi alternatif tempat wisata yang menarik di tengah minimnya obyek wisata di Sumsel. Para pengunjung bisa berolahraga air, mandi, berenang, memancing, atau sekadar berkeliling.

Hanya saja, setelah pelaksanaan PON XVI, keindahan dan fasilitas Danau Teluk Gelam seperti dibiarkan kesepian. Minim sekali wisatawan domestik, apalagi asing yang berkunjung. Pada hari libur nasional atau Minggu, puluhan orang berkunjung, dan selebihnya, obyek wisata itu kesepian.

Ketika Kompas bermalam di Hotel Teluk Gelam, suasana sepi begitu terasa. Pada malam itu ternyata tidak ada tamu lain yang menginap di hotel megah tersebut. Gerimis yang terus turun sejak sore hari menyebabkan malam terasa semakin mencekam.

Di hotel hanya ada beberapa petugas keamanan dan pelayan. Di luar, hanya ada satu warung yang buka di kompleks tempat wisata itu. Sementara dari kejauhan, dentuman suara house music, jelas terdengar. Ketika didekati, suara musik ingar-bingar itu berasal dari sebuah warung remang-remang di tepi jaIan lintas timur Sumatera. Di warung juga sepi pengunjung, sedangkan di tempat parkir hanya ada satu mobil patroli polisi dan satu mobil truk.

Nasrudin, Koordinator Pengelola Hotel Teluk Gelam, mengatakan, pengunjung yang menginap di hotelnya pada hari-hari kerja sekitar lima orang per hari atau bahkan kurang dari lima orang. Jumlah pengunjung meningkat menjadi sekitar 14 orang saat libur.

Hotel tersebut memiliki sejumlah jet-ski yang biasa disewakan kepada pengunjung seharga Rp 300.000 per jam, serta speed boat dengan harga sewa Rp 150.000 per jam.

"Setiap hari minggu rata-rata ada 10 orang yang menyewa jet-ski. Saat Lebaran atau hari libur besar, pendapatannya naik hingga Rp 5 juta sehari. Tetapi, hari biasa jarang ada yang menyewa," katanya.

Menurut staf pengelola Hotel Teluk Gelam, Reza Pahlevi, tidak semua pengunjung memanfaatkan fasilitas olahraga atau hotel. Banyak juga mereka yang datang hanya untuk bersantai sambil makan-makan di pondokan atau memancing ikan di danau.

"Banyak pengunjung yang datang untuk memancing. Beberapa waktu lalu, ada yang mendapat ikan belida besar, beratnya lima kilogram," katanya.

Jumlah pengunjung sebenarnya dapat dipacu dengan menyelenggarakan event besar, seperti perlombaan, pertunjukan musik, atau acara lain. Tetapi, setelah pelaksanaan PON XVI, peristiwa seperti itu jarang diadakan. Menurut Mujahid, pelaksana teknis perlengkapan, berbagai fasilitas olahraga pascapelaksanaan PON XVI diarahkan untuk pelatihanski air yang ditangani pembina Pemkab Ogan Komering Ilir.

Dibandingkan dengan danau lain di Sumsel, Danau Teluk Gelam punya beberapa keistimewaan. Salah satunya, letak danau ini cukup strategis sehingga mudah dijangkau masyarakat, yaitu berada di jalan lintas timur (jalintim) Sumatera, tepatnya di ruas antara Palembang-Lampung.

Danau alam yang luas ini tidak pernah mengering, meski pada musim kemarau. Air danau ini juga jernih dan dihuni berbagai jenis ikanlokal yang langka, seperti ikan belida. Selain itu, banyak kalangan yakin, beberapa buaya juga hidup di situ dan sempat dikhawatirkan mengancam keselamatan atlet ski air dan
pedayung, saat dilaksanakan PON XVI tahun 2004 lalu.

"Meski sepi dan jauh dari permukiman, sampai kini danau ini aman. Belum ada kejadian yang mengganggu pengunjung," kata Gusman,Koordinator Keamanan Danau Teluk Gelam.

Read More......

Senin, 13 Juni 2011

Pesona Pantai Logending belum terkelola optimal





KEBUMEN – Pantai Logending atau pantai Ayah? Dua nama ini sering disematkan pada pantai yang berlokasi di pantai selatan ini. Ya pantai Logending itu ya pantai Ayah. Kebingungan ini sering menimpa pengunjung yang baru pertama kali ke sana. Pantai Logending yang terletak di kecamatan Ayah Kabupaten Kebumen Jawa Tengah ini dikenal sebagai pantai Ayah karena memang berada di kota kecamata Ayah.

Mungkin ini menjadi pekerjaan rumah bagi dinas pariwisata setempat, soal nama ini agar lebih diingat masyarakat. Kalau memang Logending yang dikedepankan, maka di papan-papan petunjuk konsisten pakai nama Logending, soalnya kami pernah serombongan ‘kebablasan’ sampai naik ke jalan di perbukitan karena tahunya adalah pantai Ayah, sedangkan di situ ditulis Logending. Rupanya nama pantai Ayah masih melekat dibandingkan Logending. Namun ‘kebablasan’ kami menuai berkah tersendiri, kenapa? Dari atas perbukitanpegunungan kapur, ternyata terhampar pemandangan yang memukau, mengingatkan pemandangan pada pantai di utara Papua New Guenea (PNG) yang berbatasan dengan Propinsi Papua. Sayang saat kami ke Logending cuaca agak berkabut sehingga view kurang jauh. Namun kelok sungai Bodo sangat kelihatan, juga pasir pantai dengan deburan ombak yang berbaris menghempas pantai.

Dari lokasi view yang menawan dari atas bukit ini belum dibuatkan semacam gazebo atau tempat istirahat sehingga bisa melihat atau memotret pemandangan dengan nyaman. Jalan ke ‘ujung’ bukit dimana kita bisa melihat pemandangan dengan jelas juga masih setapak, belum dipaving atau dikeraskan. Kalau musim hujan pasti licin.

Pantai Logending biasanya menjadi satu kesatuan wisata dengan Gua Petruk dan Gua Jatijajar. Dari jalan raya Purwokerto Jogja, di perbatasan antara Kabupaten Kebumen dan Banyumas ada gerbang besar menuju objek wisata andalan Kebumen ini. Logending kira-kira berjarak 15 km dari jalan poros ini. Bisa juga dicapai dari jalur selatan-selatan baik dari Cilacap maupun Petanahan / Gombong via jalan di perbukitan selatan. Hanya saja di jalur perbukitan Gombong selatan jalan raya kurang lebar dan banyak tikungan dan tanjakan tajam, tidak direkomendasi kalau pakai bus.

Di pantai Logending ini apa yang bisa dinikmati? Mandi di laut, makan sea food, belanja ikan segar, atau hanya menikmati pemandangan alam?

Di sini kita tidak diperkenankan mandi, karena ombak laut selatan memang ganas. Namun kita bisa menikmati pemandangan bukit pegunungan kapur di sebelah timur sungai Bodo dengan berperahu di sekitar muara sungai Bodo ini. Dengan perahu ini pula kita bisa menyeberang ke Tempat Pelelangan Ikan (TPI) dan membeli ikan segar di situ. Atau ke pantai yang berhadaan langsung dengan Samudera Indonesia. Tersedia pula aneka oleh-oleh dan suvenir. Dan jangan lupa makan sea food di Logending, ada satu rumah makan yang terkenal di situ, yaitu RM ‘Bu Nanang yang mengidangan aneka menu ikan, udang, kepiting, cumi-cumi dan lainnya. Jangan lupa es kelapa mudanya yang hijau ranum…. mmmmm…. segarrr.

Menurut situs resmi Pemkab Kebumen, sejak zaman pendudukan Belanda dan berkepentingan Jepang di Indonesia, Pantai Logending sudah merupakan tempat pesiar (plesiran). Seperti di tuturkan Sastro (60), juru kunci makan Selo Kabut yang diyakini oleh penduduk setempat sebagai makan Ki Ajar Tonggo. Ki Ajar Tonggo adalah seorang pintar yang mukim di Pantai Ayah, saat Ayah dikuasai dan diperintah oleh Adipati Suronegoro dan Kartonegoro I. Dan pada saat Jepang menduduki Indonesia, wilayah Ayah, rupanya merupakan salah satu tempat strategis yang dijadikan tempat pengintaian dan pos penjagaan, hal itu bisa dibuktikan dengan masih adanya peninggalan bangunan semacam benteng, baik di tepi pantai, maupun di atas pengunungan Gajah. Menurut penduduk setempat, bangunan-bangunan tadi merupakan tempat pengintaian untuk mengetahui tentara-tentara musuh dari arah barat, yaitu dari arah Cilacap dan Nusakambangan dengan mempergunakan perahu. Begitu pula, saat terjadi pergolakan revolusi di tahun 48 – 50, kawasan hutan setempat dijadikan tempat pelarian dan persembunyian tentara-tentara pejuang. namun sampai saat ini belum ada data yang menunjukkan, bahwa di kawasan itu dijadikan markas.

Diakui oleh Pemkab di situsnya bahwa lokasi pantai Lodending belum mendapat sentuhan optimal. (BNC/puh)


sumber : http://banyumasnews.com/2011/02/13/pesona-pantai-logending-belum-terkelola-optimal/

Read More......

Selasa, 07 Juni 2011

Membekukan Gerakan dengan Shutter Priority


Kalau anda sudah mulai mempelajari setting manual eksposur yang tersedia di kamera sekarang waktunya bermain-main dengan settingan yang ada. Di artikel ini kita akan membahas cara membekukan gerakan (motion freeze) menggunakan mode shutter priority. Sekedar refreshing, seperti yang sudah ditulis sebelumnya shutter speed adalah besaran seberapa lama sensor melihat cahaya (alias eksposur) – baca kembali tentang shutter speed dan shutter priority disini.

Secara garis besar mempercepat maupun memperlambat shutter speed menghasilkan foto yang berbeda. Tidak ada yang benar dan tidak ada yang salah, semua tergantung pesan yang kita inginkan. Shutter speed super cepat membuat anda bisa membekukan gerakan burung terbang, memperlambat shutter speed membuat anda bisa menghasilkan foto panning yang menunjukkan pergerakan. Baik kita mulai:

Semakin cepat gerakan yang ingin anda bekukan dalam foto, semakin cepat shutter speed yang di butuhkan. Pada contoh foto diatas, shutter speed yang dipilih sangat cepat yakni sebesar 1/5000 detik. Shutter speed secepat itu dibutuhkan karena gerakan si peselancar memang sangat cepat, sementara saya berada diatas boat yang juga bergerak mendekat, jadi baik obyek maupun kamera saling bergerak secara relatif. Untuk itu kamera di set di mode shutter priority dan auto ISO serta focus di posisi continous (burst). Saya tentukan terlebih dahulu shutter speed di posisi 1/5000 sehingga kamera memilih aperture sebesar f/2.8.

Bagaimana untuk gerakan yang tidak seekstrim itu?



Foto ini menunjukkan orang yang sedang berjogging di pagi yang cukup cerah. Fotografer cukup membutuhkan shutter speed sedang (1/400 detik) dan itu sudah cukup untuk membekukan gerakant. Kenapa tidak perlu secepat contoh sebelumnya? karena gerakan orang jogging relatif lebih lambat dibanding selancar, plus karena fotografer dalam posisi diam serta karena bidang obyek (orang berlari) relatif paralel dengan bidang fokus kamera (tidak bergerak mendekat seperti contoh selancar).

Oke, satu contoh lagi:

Foto ini membutuhkan shutter speed sebesar 1/800 detik. Saya dalam posisi diam dan burung yang terbang sedang berusaha memperlambat gerakan, namun jarak burung dari saya cukup dekat (sekitar 6 meter) sehingga saya membutuhkan shutter speed sebesar 1/800 detik.

Tidak ada patokan resmi berapa shutter speed yang dibutuhkan untuk setiap situasi dimana kita ingin membekukan gerakan. Yang jelas anda harus langsung praktek, namun ada beberapa point yang bisa ditarik dari 3 contoh diatas.

Secara garis besar, untuk membekukan gerakan anda perlu mempertimbangkan beberapa hal:
1. Kecepatan obyek itu sendiri, makin cepat obyeknya makin cepat shutter speed yang dibutuhkan
2. Kecepatan relatif kita (fotografer) terhadap obyek. Kalau kita bergerak mendekat maka shutter speed yang dibutuhkan juga makin tinggi
3. Jarak obyek. Semakin dekat jarak obyek dengan fotografer maka shutter speed yang dibutuhkan juga makin tinggi
4. Panjang focal lensa anda. Semakin panjang focal lensa anda maka makin cepat shutter speed yang dibutuhkan.

sumber : http://belajarfotografi.com/membekukan-gerakan-motion-freeze-shutter-priority/

Read More......

10 Foto Ikonik Dalam Sejarah

Tulisan ini sekedar refleksi dan pengingat bahwa fotografi dan sejarah tidak pernah bisa dipisahkan. Seringkali sejarah terekam dalam bingkai foto, dan ada beberapa foto yang bisa mempengaruhi jalannya sejarah. Sepuluh foto dibawah ini adalah contoh foto-foto ikonik yang merekam peristiwa dramatis dalam kehidupan manusia:


Wanting A Meal – 1993

Kevin Carter berangkat ke Sudan dengan niatan untuk mengambil foto pemberontakan yang terjadi. Namun sesampainya disana, justru korban kelaparan-lah yang menarik minatnya. Dijalan dia mendapati seorang bocah perempuan kelaparan merangkak lemah susah payah menuju pusat pembagian makan, berhenti ditengah jalan dan mengumpulkan tenaga. Ditengah kejadian itu, seekor burung bangkai datang dan menunggu bocah tersebut meregang maut. Carter pun mengabadikan kejadian tersebut. Foto ini pertama dimuat dikoran New York Times, dan reaksi keras bermunculan mengkritik Carter yang tidak menolong gadis kecil ini. Carter beralasan dia sudah mengusir burung bangkai tersebut sesudah mengambil foto, namun tidak menolong si bocah karena konvensi fotografer yang tidak boleh ikut campur dalam konflik. kontroversi terus menghujani Carter, meskipun penghargaan Pulitzer dia terima atas karyanya ini. Tahun 1994, Carter ditemukan bunuh diri dengan sengaja mengalirkan gas CO dari knalpot mobil kedalam ruangannya. Dia meninggalkan catatan yang isinya berupa penyesalan dan kesedihan karena tidak menolong si bocah, frustasi akibat terjerat hutang dan kesedihan karena sahabat karibnya tertembak. Foto ini memicu solidaritas dunia akan tragedi kelaparan di Afrika



Jenderal Sudirman Dalam Tandu – 1948

Pak Dirman adalah Jenderal pertama dan termuda yang dimiliki Indonesia, salah satu teladan dan tokoh terbesar yang dilahirkan bangsa. Pak Dirman juga dikenal sangat memegang prinsip serta bermental tangguh. Dalam keadaan sangat lemah karena paru-parunya tinggal sebelah, dia memimpin gerilya selama 7 bulan menghadapi agresi militer Belanda ke-2, berpindah dari hutan ke hutan dengan ditandu dan tanpa pengobatan sama sekali. Hanya semangat perjuangan-lah yang membuat dirinya tetap tegar dan semangat itu terus menular ke seluruh pasukan yang menjadi motor perjuangan kala itu. Bagi bangsa Indonesia, foto pak Dirman ini dan foto Bung Karno yang sedang membaca proklamasi mungkin sama bermaknanya.



Eksekusi Gerilyawan Vietkong – 1968

Saat Jenderal Nguyen Ngoc Loan, kepala kepolisian Vietnam Selatan mulai menarik pelatuk pistol kearah seorang komandan gerilyawan vietkong, fotografer Associated Press Eddie Adams mulai menekan tombol shutter kameranya. Fotografer Eddie Adams memperoleh penghargaan jurnalisme tertinggi, Pulitzer, lewat foto yang diambilnya ini. Namun lebih dari itu, foto ini mengubah opini masyarakat Amerika terhadap Perang Vietnam, memicu gerakan anti perang dan menginspirasi lahirnya generasi bunga di Amerika waktu itu. Bagi sang jenderal, foto ini membuatnya menjadi ikon kekejaman.



Pendaratan Normandia – 1944

Robert Capa memiliki pakem yang sangat terkenal, “Jika hasil fotomu tidak bagus, berarti kamu kurang dekat.” Sebelum era Capa, jurnalisme foto masih belum begitu dihargai. Robert Capa seperti menjadi penanda pentingnya jurnalisme fotografi yang kemudian menjadi sangat berpengaruh dibanyak peristiwa besar dunia. Karya Capa paling dikenal adalah serangkaian foto pendaratan pasukan Amerika Serikat di Normandia dalam Perang Dunia 2 dimana Capa ikut dalam rombongan airborne. Terjebak dalam hujan peluru dan granat yang dilontarkan pasukan Jerman, Robert Capa berhasil mengambil 106 frame menggunakan kamera Comtax berlensa 50mm untuk mengabadikan invansi yang menjadi awal tumbangnya Adolf Hitler ini. Kesalahan yang dilakukan staf pencucian film membuat semua fotonya terlihat kabur, namun pakem Capa kemudian diikuti seluruh jurnalis foto sampai detik ini: mengabadikan peristiwa dari jarak sedekat mungkin. Karya Capa lainnya bisa anda lihat disini.



Lynching, Pembantaian Kaum Kulit Hitam Di Amerika – 1930

10.000 masa kulit putih nekad mengamuk dan menggelandang dua pemuda kulit hitam dari penjara, serta menghukum mereka dengan hukuman gantung tanpa keputusan hakim. Kedua pemuda ini dituduh memperkosa seorang gadis kulit putih, peristiwa ini terjadi di Marion-Indiana dimasa pemisahan ras di Amerika Serikat. Dimasa itu pengadilan massal seringkali terjadi jika yang dicurigai adalah warga kulit hitam. Foto pengadilan masal seperti ini dulu sering dibuat menjadi postcard untuk menunjukkan supremasi kulit putih. Wajah mayat yang digantung berbanding kontras dengan kepuasan yang diperlihatkan warga, sebuah monumen kekejaman dan sikap barbarian yang dilakoni secara massal. Perjuangan kesetaraan ras baru memperoleh hasil di era tahun 70-an. Baca lebih jauh tentang lynching (bahasa Inggris).



Earthrise – 1968

Foto ini adalah foto planet bumi yang diambil pertama kali dari luar angkasa. Banyak orang menyebutnya sebagai foto lingkungan hidup paling berpengaruh yang pernah diambil. Diambil pada malam natal tahun 1968 oleh kru Apollo 8, William Anders. Foto ini mengingatkan banyak orang akan ringkihnya eksistensi manusia dan kecilnya planet dibandingkan alam raya, serta menandai eksplorasi alam semesta oleh manusia.



Mahasiswa Yang Menghadang Tank di Tiananmen – 1989

Demonstrasi sekitar 3000 mahasiswa di Beijing berubah menjadi demosntrasi masal jutaan rakyat Cina, meminta reformasi pemerintahan yang tidak adil. Selama 7 minggu, rakyat dan tentara berhadap-hadapan dan saling mengejek. Saat partai komunis mulai mengerahkan tank untuk membubarkan masa, seorang mahasiswa nekad menghadang laju sebarisan tank, berdiri tegap didepannya sambil memegang tas. Seorang pahlawan lahir. Pahlawan kedua lahir, saat pengemudi tank menolak perintah komandannya untuk melindas mahasiswa tersebut dan memilih berjalan memutarinya. Kejadian ini memang tidak berakhir indah karena pembantaian akhirnya terjadi di lapangan Tiananmen. Namun sejak peristiwa itu, Cina tidak akan pernah sama lagi.



Foto Manusia Dengan Sinar X – 1896

Saat bereksperiman dengan tabung sinar katoda yang ditambahi barium platinosianida, Rontgen terkejut ketika mendapati bahwa hasil foto ternyata menghasilkan efek pendaran yang berbeda. Menyadari kekuatan sinar yag dihasilkan tabung itu, Rontgen memotret tangan istrinya (perhatikan cincin kimpoi yang melingkar) dan membuat foto sinar X yang pertama. Sebelum itu, dokter tak pernah bisa melihat bagian dalam tubuh manusia kecuali membedahnya. Rontgen sendiri memperoleh hadiah Nobel fisika tahun 1901.



Loch Ness – 1934

Legenda monster Lochness di Skotlandia sebenarnya sudah berhembus sejak abad ke 1, namun tidak sebelum foto diatas dicetak dan tersebar, cerita palsu ini menjalar keseluruh penjuru dunia. Foto ini bertanggungjawab atas puluhan tahun spekulasi, milyaran dolar uang dari kantong wisatawan yang datang dari seluruh dunia serta eksplorasi bawah air yang mahal dan menghabiskan tenaga. Semua gara-gara foto palsu ini. Christian Spurling, Marmaduke dan Ian Wetherell merakit monster palsu dari mainan kapal selam dan kayu dan mengambangkannya diatas danau, kemudian menjepretnya dengan kamera. Pengakuan mereka 60 tahun kemudian (1994) mengakhiri spekulasi tentang kebenaran cerita monster Loch Ness. Foto ini mungkin sekali adalah rekayasa foto pertama kali didunia, selain itu menandaskan kembali pernyatan “kamera tidak pernah berbohong… manusialah yang berbohong…”


Einstein dan Selera Humor – 1951

Einstein tidak pernah diragukan lagi kejeniusannya, namun bagaimana dengan selera humornya? lumayan ternyata. Foto diatas menunjukkan sisi kemanusiaan seorang Einstein, dan mengubah banyak opini terhadapnya. Foto diatas diambil saat Einstein menikmati pesta ulang tahunnya yang ke 72 dan mulai bosan harus melayani permintaan wawancara serta pose dengan wartawan.


Sumber : http://belajarfotografi.com/10-foto-ikonik-mengubah-sejarah/

Read More......

Kelahiran Bayi Laki-Laki Lebih Banyak. Akibat Radiasi Nuklir?



Radiasi nuklir akibat uji coba bom dan kecelakaan pembangkit nuklir menyebabkan jumlah kelahiran bayi laki-laki menjadi lebih banyak daripada jumlah kelahiran bayi perempuan. Demikian hasil sebuah studi baru yang menganalisis data populasi dari tahun 1975 sampai 2007 di 39 negara di Eropa dan Amerika Serikat.

Peneliti menemukan peningkatan jumlah kelahiran bayi laki-laki di seluruh negara yang dilacak pada tahun 1964 hingga 1975 dan di beberapa negara Eropa Timur, peningkatan terjadi juga beberapa tahun setelah 1986. Kenaikan tersebut dihubungkan dengan berbagai uji coba bom atom di atmosfer. Atom radioaktif di atmosfer itu kemudian menyebar ke seluruh planet. Pengujian nuklir di tempat terbuka paling banyak terjadi pada akhir tahun 1940-an hingga 1963.

Bukti berikutnya adalah bencana Chernobyl pada tahun 1986. Hanya saja, efek bencana ini lokal akibat pelepasan radioaktif terjadi di darat. "Semakin dekat suatu negara dengan Chernobyl, efeknya semakin kuat," kata Hagen Scherb, peneliti yang terlibat dalam studi. Contohnya, jumlah kelahiran bayi laki-laki dibandingkan bayi perempuan di Belarus, tetangga Ukraina, lebih banyak daripada di Prancis yang ribuan kilometer jauhnya.

Efek abnormal yang berkaitan dengan kelahiran ini bisa berlangsung bertahun-tahun sebelum kembali normal. "Radiasi radioaktif atom bisa bertahan selama beberapa tahun," kata peneliti.

Penelitian Scherb dan timnya tidak meneliti mekanisme biologis yang menyebabkan kelahiran bayi laki-laki akibat radiasi radioaktif atom. "Tapi sebuah eksperimen sebelum ini, menunjukkan bahwa radiasi pada hewan merusak kromosom X pada sperma," ungkap Scherb.

Sperma mengandung kromosom X atau Y, sementara telur tidak memiliki kromosom Y. Jika embrio memiliki kombinasi XY, ia akan tumbuh menjadi laki-laki. Jika kombinasinya XX, ia akan lahir sebagai perempuan.

Peneliti juga belum mengetahui alasan kromosom X lebih rentan terhadap radiasi.

Pada kondisi normal, rasio kelahiran bayi laki-laki dibanding bayi perempuan adalah 105 banding 100. "Hal ini juga tidak dapat dijelaskan. Perbandingan itu terjadi natural," kata Schreb.

(Sumber: National Geographic News)

Read More......

Apa Kontribusi Kelelawar Bagi Manusia?



Hewan malam kelelawar ternyata memiliki kontribusi besar dalam hidup manusia, mulai dalam urusan pangan hingga penanggulangan penyakit. Sayangnya, kontribusi itu belum disadari betul oleh sebagian besar manusia. Demikian terungkap dalam Konferensi Internasional Kelelawar Asia Tenggara ke-2 yang dimulai Senin (6/6) di Bogor, Jawa Barat.

Dalam hal pangan, kelelawar menyerbuki tanaman yang buahnya sering dikonsumsi manusia. Di Kebun Raya Bogor Saja, seperti dijelaskan oleh Kepala Pusat Penelitian Biologi LIPI Dr. Siti Nuramaliati Prijono, kelelawar menyerbuki 52 jenis tumbuhan. Penelitian juga berhasil mengidentifikasi ada 186 jenis tumbuhan tropis yang bisa dapat digunakan sebagai obat, makanan, serta penghasil kayu tergantung dari kelelawar. "Jika Anda makan pisang, itu pasti hasil kerja kelelawar," kata Prof. Dr. Ibnu Maryanto, ahli kelelawar yang sudah 20 tahun meneliti hewan malam tersebut.

Selain membantu penyerbukan, kelelawar berfungsi sebagai predator hama pertanian. "Salah satu pemakan hama utama padi," kata Siti.

Kelelawar juga bisa jadi alat kontrol biologi penyakit malaria. "Dalam sekali jalan, seekor kelelawar bisa memakan sekitar 6.000 nyamuk," kata Ibnu. "Saya yakin, kalau gunung kapur di daerah Bandung habis, malaria akan menyebar di Bandung." Gua-gua di karst merupakan salah satu habitat bagi kelelawar gua. Kelelawar juga didapati hidup di dalam lubang pohon.

Eksploitasi batu kapur dan hutan akan mengganggu kelelawar. ketika kelelawar sudah hilang dari suatu daerah, dampaknya akan terasa. "Malaria, langkanya buah-buahan di antaranya," kata Ibnu. Saat ini, diperkirakan Ibnu, dari 225 jenis kelelawar di Indonesia sekitar 5 persennya sudah hilang. Meskipun demikian, di Indonesia masih sering ditemukan spesies baru.

Departemen Pertambangan sudah mengeluarkan surat keputusan yang menyebutkan bahwa penambangan batu kapur dilarang di gua yang menjadi habitat kelelawar atau burung walet. "Tetapi di lapangan, bupati sering memberikan izin lebih kepada para penambang," jelas Ibnu yang sudah keliling Indonesia meneliti kelelawar. "Kami para peneliti sudah memberikan rekomendasi dengan menjelaskan peran kelelawar serta dampaknya kalau mereka hilang," tambahnya.

Sumber : Natinal Geographic

Read More......

ProFauna: Stop Beli Primata



Chairman ProFauna Indonesia Rosek Nursahid menyatakan bahwa perdagangan primata hasil tangkapan dari alam merupakan penyebab terancam punahnya kera dan monyet. Penjelasan itu diutarakan dalam aksi yang mengimbau masyarakat untuk stop membeli primata di Jalan Veteran, Malang, Jawa Timur pada Senin (6/6).

Menurut Rosek, setiap tahun ada ribuan primata dari berbagai jenis yang ditangkap dari alam untuk diperdagangkan sebagai satwa peliharaan atau juga dimakan dagingnya. "Daging primata dipercaya sebagai obat penyakit seperti asma, padahal sama sekali tidak ada bukti ilmiahnya," kata Rosek.

Kebanyakan primata yang diperdagangkan sebagai hewan peliharaan masih bayi atau anak-anak karena masih lucu. "Sering kali ketika beranjak dewasa, primata yang dipelihara oleh masyarakat itu kemudian ditelantarkan atau bahkan ada yang dibunuh," katanya.

Harga primata bervariasi. Semakin langka, harganya semakin mahal. Misalnya, seekor lutung jawa dijual seharga Rp200.000, kukang Rp200.000 hingga Rp300.000, owa Rp1 juta, dan orangutan di atas Rp2 juta.

Primata sudah dilindungi UU. Artinya primata tidak boleh diperdagangkan atau dipelihara sebagai satwa peliharaan. "Dalam UU Nomor 5 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem Tahun 1990, perdagangan primata itu bisa dikenai hukuman pidana 5 tahun penjara, dengan denda Rp 100 juta," tegasnya.

Dalam badan yang diterbikan Conservation International, ada 25 jenis primata yang paling terancam di seluruh dunia. Empat di antaranya berasal dari Indonesia, yakni orangutan sumatra (Pongo abelii), tarsius siau (Tarsius tumpara), kukang jawa (Nycticebus javanicus), dan simakuba (Simias concolor). (K16-11)

Sumber: Kompas.com

Read More......

Pasangan Patung Amenhotep III Ditemukan



Menteri Purbakala Mesir pada akhir Mei (31/5) mengumumkan penemuan patung Amenhotep III, kakek Raja Tut, setelah tahun lalu terlebih dahulu menemukan patung serupa. Patung yang terbuat dari pualam itu ditemukan di daerah Kom el-Hettan, di tepi barat Luxor.

Berbeda dengan patung pasangannya, Amenhotep III pada patung ini digambarkan berada dalam posisi duduk dan memakai hiasan kepala Nemes, rok lipit, dan janggut kerajaan. Para arkeolog memperkirakan letak patung di tepi jalan yang menuju gerbang ketiga dari kuil penguburan, sekitar 200 meter di belakang Clossi of Memnon yang jadi penjaga gerbang pertama.

Zahi Hawass menjelaskan dalam blognya, patung ini merupakan pasangan dari Colossi yang berada di sebelah utara yang dahulu ditempatkan di gerbang ketiga. Pada penggalian sebelumnya telah ditemukan bagian belakang singgasana dari kedua patung tersebut.

Hawass juga memperkirakan, kedua patung runtuh saat terjadi gempa bumi pada zaman kuno. Beberapa bagian dari patung tersebut masih dapat terlihat pada lapisan sedimen. Sedangkan bagian lainnya akan segera disingkap secara bertahap agar kondisinya tetap terjaga. Setelah seluruh proses ekskavasi selesai, patung itu akan ditempatkan kembali di posisinya semula.

Temuan arkeologis ini menambah informasi tentang Raja Tutankhamen, raja cilik yang memerintah Mesir pada 1333 sampai 1324 sebelum masehi, periode yang dikenal dalam sejarah Mesir kuno sebagai Kerajaan Baru. (Sumber: LiveScience)

Read More......